Presiden SBY: Capaian Bangsa Bukan Monopoli Siapapun

Presiden SBY mengatakan capaian pembangunan di Indonesia merupakan hasil kerja keras semua presiden.

oleh Sugeng Triono diperbarui 15 Agu 2014, 10:12 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2014, 10:12 WIB
pidato-4-130816b.jpg
Presiden SBY menebar salam pada seluruh peserta sidang paripurna usai menyampaikan pidato kenegaraannya (Liputan6.com/ Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden SBY mengatakan capaian pembangunan baik di bidang ekonomi, sosial, dan politik serta sektor kehidupan lainnya di Indonesia merupakan hasil kerja keras semua presiden. Hal itu diungkapkan SBY dalam Pidato Kenegaraan di Gedung MPR-DPR, Jakarta, Jumat (15/8/2014).

"Semua hal yang kita capai sebagai bangsa sebenarnya bukan monopoli siapapun. Semua itu adalah kulminasi gabungan dari sumbangsih dan kerja keras seluruh generasi dari era Presiden Soekarno, era Presiden Soeharto, era Presiden BJ Habibie, era Presiden Abdurrahman Wahid, era Presiden Megawati Soekarno Putri hingga era saya saat ini," kata SBY.

Presiden mengatakan presiden Indonesia selanjutnya tentu akan melanjutkan upaya-upaya peningkatan kesejahteraan dan pembangunan bangsa. Sebagai bangsa yang menghargai apa yang telah dilakukan oleh para pendahulunya, jangan sekali-kali menganggap remeh capaian bangsa ini.

"Dari bangsa yang sewaktu merdeka sebagian besar penduduknya buta huruf, rakyat Indonesia kini mempunyai sistem pendidikan yang kuat dan luas yang mencakup lebih dari 200.000 sekolah, 3 juta guru dan 50 juta siswa. Dari bangsa yang tadinya terbelakang di Asia, Indonesia telah naik menjadi 'middle income country', menempati posisi ekonomi ke-16 terbesar di dunia," papar SBY.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-69 pada sidang bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung DPR/MPR/DPD RI Jakarta. Presiden Yudhoyono didampingi oleh Wakil Presiden Boediono dan juga dihadiri oleh Presiden RI ketiga BJ Habibie, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ibu Negara Ani Yudhoyono, Herawati Boediono, mantan Ketua DPR Akbar Tanjung, para pimpinan lembaga negara dan para menteri anggota kabinet Indonesia Bersatu II dan sejumlah pejabat lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya