Machfud Suroso Ngotot Tak Ada Rp 200 Juta untuk Anas

Pernyataan ini berbeda dengan Ronny Wijaya. Dia mengatakan, ada uang Rp 200 juta yang diminta Machfud pada April dan Mei 2010.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 30 Agu 2014, 01:21 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2014, 01:21 WIB
Selesai Diperiksa, Tersangka Kasus Hambalang Langsung Dibui
Direktur Utama PT Dutasari Cipta Laras Machfud Suroso, memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (8/8). (Antara/Ismar Patrizki)

Liputan6.com, Jakarta - Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta menghadirkan 2 saksi yakni Direktur PT Dutasari Citra Laras (DCL), Ronny Wijaya dan Machfud Suroso dalam kasus proyek Hambalang dengan terdakwa Anas Urbaningrum. Dalam persidangan, keduanya memberikan keterangan berbeda.

Aksi saling bantah diawali saat Hakim Ketua Haswandi menanyakan ihwal uang Rp 200 juta yang diberikan kepada Anas Urbaningrum, yang diduga untuk pemenangan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada kongres Partai Demokrat 2013 di Bandung. Hakim menanyakan hal itu kepada Machfud, namun dengan tegas dibantah.

"Tidak ada," kata Machfud di ruang sidang Tipikor, Jakarta, Jumat (29/8/3014).

Pernyataan ini berbeda dengan Ronny Wijaya. Dia mengatakan, ada uang Rp 200 juta yang diminta Machfud pada April dan Mei 2010. Uang tersebut diambil dari perusahaan milik Machfud yang lain, yakni PT Dian Kartika Jaya.

"Uang dari rekening Dian Kartika Jaya, bukan dari Dutasari Citralaras," kata Ronny.

Pernyataan Roni itu kembali dibantah Machfud bahwa tidak ada kepentingan terkait kongres Partai Demokrat. Bahkan, dirinya menantang Ronny untuk memberikan bukti pernyataannya itu.

Ronny kemudian menjelaskan, uang tersebut bukan terkait Hambalang, karena dilakukan sebelum proyek berjalan. Uang tersebut diambil secara tunai. "Tanda tangan berdua, saya sama Pak Machfud," jelas Ronny.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya