Liputan6.com, Surabaya - Sebanyak 70 orang bekas pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Dolly, Surabaya, dititipkan ke UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Susila (RSTS) di Kota Kediri.
Puluhan PKS Dolly tersebut dikirim oleh Pemkot Surabaya ke salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Dinas Sosial Pemprov Jawa Timur. Mereka dikirim setelah tertangkap oleh petugas gabungan yang melakukan razia, setelah lokalisasi Dolly resmi ditutup oleh pemerintah 18 Juni 2014 lalu.
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sos Jatim, Budi Yuwono mengatakan, bahwa pengiriman mantan PSK Dolly ke UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Susila di Kediri dilakukan oleh Pemkot Surabaya usai Lebaran Idul Fitri.
“Sampai saat ini jumlahnya mencapai 70 orang,” ujar Budi di Surabaya, Minggu (7/9/2014).
Dia menjelaskan, selama di UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Susila yang menjadi satu-satunya tempat bimbingan khusus PSK di Jatim, 70 orang PSK tersebut diberi berbagai bimbingan oleh petugas, mulai bimbingan sosial, kesehatan, keagamaan, hingga bimbingan keterampilan.
Khusus keterampilan, materi dan praktik yang diberikan kepada PSK meliputi: tata boga, tata rias, bordir, sablon, hingga berbagai ketrampilan olahan pangan, misalnya bagaimana menjual pangsit atau roti.
Supaya para PSK itu insyaf dan tidak lagi menggeluti dunia prostitusi, bimbingan yang diberikan kepada para PSK minimal waktunya harus tiga sampai empat bulan. Dengan begitu, usai menjalani pendidikan, mantan PSK dapat dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. Mereka diharapkan membuka usaha mandiri untuk perekonomiannya guna mendapatkan uang secara halal.
"Ketika memulai membuka usaha baru tersebut, mereka kita beri modal stimulan. Misalnya, yang mau membuka usaha jahit, akan diberi mesin jahit," imbuhnya.
Tapi untuk mantan PSK Dolly, fakta di lapangan ternyata tidak demikian. Baru seminggu hingga 10 hari dititipkan di Rehabilitasi Sosial Tuna Susila, Pemkot Surabaya sudah mengambil kembali para PSK tersebut.
“Karena terlalu cepat diambil, keberadaan PSK di UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Susila di Kediri menjadi kurang efektif dan tidak ada hasilnya,” katanya.
Menurut Budi, alasan Pemkot Surabaya mengambil para PSK Dolly yang dititipkan ke UPT karena PSK tersebut akan dipulangkan kembali ke kampung halaman. “Pertimbangan mereka dipulangkan, karena masih punya dan ada keluarganya,” imbuhnya.
Selain PSK dari Lokalisasi Dolly, Pemkot Surabaya sebelumnya juga telah mengirim 24 orang mantan PSK di lokalisasi Sememi, Surabaya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 orang dari Banyuwangi, Malang 5, Pasuruan 3, Surabaya 2, dan Bojonegoro, Probolinggo, Semarang serta Samarinda masing-masing 1 orang.
Ke-24 orang mantan PSK Sememi tersebut berada di UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Susila di Kediri hingga program pendidikan dan pelatihan terhadap mereka rampung.
"Setelah lokalisasi Dolly ditutup, kita berharap mantan PSK-nya juga mau mengikuti jejak teman-temannya yang lebih mengikuti pendidikan di Kediri," pungkasnya.
Masih Berkeliaran, 70 PSK Eks Dolly Ditangkap
Puluhan PKS Dolly tersebut dikirim oleh Pemkot Surabaya ke salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Dinas Sosial Pemprov Jawa Timur.
diperbarui 08 Sep 2014, 06:37 WIBDiterbitkan 08 Sep 2014, 06:37 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tips Mengurangi Keringat Berlebih: Panduan Lengkap untuk Hidup Lebih Nyaman
Apa Tujuan Diadakannya Wawancara: Panduan Lengkap
Fungsi Xilem pada Tumbuhan: Pengertian, Struktur, dan Perannya
Fungsi Zinc untuk Anak: Manfaat dan Cara Memenuhi Kebutuhannya
Transaksi QRIS Kena PPN 12%, Harga Barang Naik?
Fungsi Rambut Akar pada Tumbuhan: Peran Penting dalam Penyerapan Nutrisi
6 Potret Richelle Beri Kejutan Ibunda di Hari Ibu, Sandrinna Tak Hadir
Laporan Washington Post: 3.100 Siswa Penduduk Asli Amerika Tewas di Sekolah Sejak Tahun 1819
Deretan Artis yang Ulang Tahun saat Natal, Ada Ratu Sinetron Era 90-an hingga Musisi Legendaris
Wamenaker: 60 Perusahaan Bakal Lakukan PHK
Tips Pumping ASI: Panduan Lengkap untuk Ibu Menyusui
Penyelundupan Barang di Batam, Kerugian Negara Capai Ratusan Miliar