Masih Berkeliaran, 70 PSK Eks Dolly Ditangkap

Puluhan PKS Dolly tersebut dikirim oleh Pemkot Surabaya ke salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Dinas Sosial Pemprov Jawa Timur.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 08 Sep 2014, 06:37 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2014, 06:37 WIB
dolly
Meski telah ditutup, wisma di Gang Dolly tetap terima tamu (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Sebanyak 70 orang bekas pekerja seks komersial (PSK)  di lokalisasi Dolly, Surabaya, dititipkan ke UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Susila (RSTS) di Kota Kediri.

Puluhan PKS Dolly tersebut dikirim oleh Pemkot Surabaya ke salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Dinas Sosial Pemprov Jawa Timur. Mereka dikirim setelah tertangkap oleh petugas gabungan yang melakukan razia, setelah lokalisasi Dolly resmi ditutup oleh pemerintah 18 Juni 2014 lalu.

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sos Jatim, Budi Yuwono mengatakan, bahwa pengiriman mantan PSK Dolly ke UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Susila di Kediri dilakukan oleh Pemkot Surabaya usai Lebaran Idul Fitri.

“Sampai saat ini jumlahnya mencapai 70 orang,” ujar Budi di Surabaya, Minggu (7/9/2014).

Dia menjelaskan, selama di UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Susila yang menjadi satu-satunya tempat bimbingan khusus PSK di Jatim, 70 orang PSK tersebut diberi berbagai bimbingan oleh petugas, mulai bimbingan sosial, kesehatan, keagamaan, hingga bimbingan keterampilan.

Khusus keterampilan, materi dan praktik yang diberikan kepada PSK meliputi: tata boga, tata rias, bordir, sablon, hingga berbagai ketrampilan olahan pangan, misalnya bagaimana menjual pangsit atau roti.

Supaya para PSK itu insyaf dan tidak lagi menggeluti dunia prostitusi, bimbingan yang diberikan kepada para PSK minimal waktunya harus tiga sampai empat bulan. Dengan begitu, usai menjalani pendidikan, mantan PSK dapat dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. Mereka diharapkan membuka usaha mandiri untuk perekonomiannya guna mendapatkan uang secara halal.

"Ketika memulai membuka usaha baru tersebut, mereka kita beri modal stimulan. Misalnya, yang mau membuka usaha jahit, akan diberi mesin jahit," imbuhnya.

Tapi untuk mantan PSK Dolly, fakta di lapangan ternyata tidak demikian. Baru seminggu hingga 10 hari dititipkan di Rehabilitasi Sosial Tuna Susila, Pemkot Surabaya sudah mengambil kembali para PSK tersebut.

“Karena terlalu cepat diambil, keberadaan PSK di UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Susila di Kediri menjadi kurang efektif dan tidak ada hasilnya,” katanya.

Menurut Budi, alasan Pemkot Surabaya mengambil para PSK Dolly yang dititipkan ke UPT karena PSK tersebut akan dipulangkan kembali ke kampung halaman. “Pertimbangan mereka dipulangkan, karena masih punya dan ada keluarganya,” imbuhnya.

Selain PSK dari Lokalisasi Dolly, Pemkot Surabaya sebelumnya juga telah mengirim 24 orang mantan PSK di lokalisasi Sememi, Surabaya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 orang dari Banyuwangi, Malang 5, Pasuruan 3, Surabaya 2, dan Bojonegoro, Probolinggo, Semarang serta Samarinda masing-masing 1 orang.

Ke-24 orang mantan PSK Sememi tersebut berada di UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Susila di Kediri hingga program pendidikan dan pelatihan terhadap mereka rampung.

"Setelah lokalisasi Dolly ditutup, kita berharap mantan PSK-nya juga mau mengikuti jejak teman-temannya yang lebih mengikuti pendidikan di Kediri," pungkasnya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya