Liputan6.com, Jakarta - Resmi sudah Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) menjadi orang nomor 1 dan 2 di Indonesia. Setelah melewati momentum pelantikan yang dengan dihiasi gebyar syukuran.
Seperti ditayangkan Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) dalam Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (26/10/2014), sekarang yang paling ditunggu sebagian besar orang setelah itu adalah formasi kabinet Jokowi-JK.
Satu pekan terakhir ini menjadi minggu yang merepotkan bagi awak media menanti kabar pengumuman. Berkali-kali para jurnalis harus menunggu.
Advertisement
Yang paling dramatis adalah peristiwa di Pelabuhan Tanjung Priok. Sudah heboh dengan panggung dan lampu konser, komposisi kabinet tak juga diumumkan.
Kemudian, muncul anggapan Jokowi kalah sigap dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang 1 hari setelah pelantikan langsung membuka nama-nama menterinya. Sebetulnya Jokowi bukanlah presiden pertama yang butuh waktu nyaris sepekan untuk menentukan para pembantunya.
Almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur juga perlu waktu hampir 1 pekan. Begitu juga ketika Megawati Soekarnoputri yang hampir 2 pekan setelah dilantik baru mengumumkan menterinya.
Bedanya kali ini adalah figur menteri harus lewat jaring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Jokowi-JK tak ingin kabinetnya berisiko terjerat perkara memalukan korupsi. Maka otak-atik nama pun tak terhindarkan lagi. Boleh jadi Jokowi-JK punya motto biar lambat asal selamat. Mereka tak ingin kabinet kerja yang sedang dibangun ini sampai melukai kepercayaan rakyat.
Sesungguhnya, siapa pun yang menjabat, berapa pun jumlahnya, apa pun nomenklatur atau penamaan kementeriannya, jauh lebih penting mereka tak merusak amanat rakyat.
Bukankah menyapu lantai kotor akan jauh lebih bersih jika sapu yang digunakan tak penuh debu? Kita lihat saja nanti hingga Jokowi-JK mengumumkan nama-nama menterinya sore ini. (Riz)
Baca Juga: