Liputan6.com, Papua - Gubernur Papua Lukas Enembe meminta Panglima TNI Jenderal Moeldoko menertibkan pengiriman senjata dan amunisi ke Papua. Ini dilakukan pascapengakuan Polda Papua dan Kodam Cenderawasih yang menyebutkan anak buahnya diduga terlibat dalam penjualan amunisi ke separatis.
Pihaknya juga pernah mengingatkan kepada petinggi TNI/Polri di Papua untuk pergerakan kelompok ini diwaspadai. Saat itu, menurut Enembe kelompok bersenjata baru memiliki sekitar 30-40 senjata.
"Dulu saya pernah ingatkan, saat saya masih menjabat sebagai Bupati Puncak Jaya, agar TNI/Polri harus waspada pada kelompok ini. Apalagi sekarang, misalnya senjata mereka sudah bertambah, maka kekuatan mereka akan semakin besar, gangguan lebih tinggi dan mereka pasti akan menguasai daerah itu," ujar Enembe di Papua, Kamis (30/10/2014).
Dalam pertemuannya dengan Moeldoko, dirinya meminta Moeldoko untuk mengontrol anak buahnya di lapangan. Selain itu, TNI harus teliti serta menghitung ulang dalam pengiriman amunisi ke Tanah Papua.
"Anak buah dilapangan itu kan juga butuh makan dan minum, jika satu peluru dijual dengan harga Rp 1 juta. Mereka pasti bisa hidup. Sehingga kami minta agar pengiriman amunisi dan senjata ke Papua harus dihitung baik dan diawasi secara ketat. Penjualan amunisi dari oknum aparat TNI/Polri terjadi sudah menahun dan bukan barang baru," jelas dia.
Pihaknya juga mengajak kelompok bersenjata untuk menyerahkan diri dan ikut bergabung dalam pembangunan di Tanah Papua. Tentu saja, kelompok ini juga harus menyerahkan senjata dan amunisi yang selama ini mereka gunakan.
"Setelah tertangkapnya Rambo Cs, kelompok bersenjata seharusnya sadar bahwa kekuatan mereka kecil dan tidak dapat dibandingkan dengan kekuatan TNI/Polri. Apalagi mereka harus dihadapkan dengan kematian, misalnya dalam baku tembak antara kelompok bersenjata dan aparat keamanan dan mati karena penyakit HIV/AIDS," jelas Enembe.
Lanjut Enembe, aparat keamanan bisa saja menumpas habis kelompok ini. Namun pendekatan yang mengedepankan persuasif dan kesejahteraan terus dilakukan. Dan bukan operasi militer.
"Jika operasi militer ini dilaksanakan, pasti kelompok ini hancur. Sehingga lebih baik menyerah dan kembalikan semua senjata yang mereka miliki. Mari kita semua bergabung dengan pembangunan yang saat ini sedang kita lakukan dan jangan mengganggu stabilitas. Apalagi saat ini Pemda Papua terus memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada masyakarat asli Papua," ungkap Enembe.
Gubernur Papua: Aparat Jual Amunisi ke Separatis Bukan Hal Baru
Gubernur Papua meminta TNI mengawasi secara ketat pengiriman amunisi ke Papua.
diperbarui 31 Okt 2014, 07:17 WIBDiterbitkan 31 Okt 2014, 07:17 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
AS Kembali Larang Impor dari Perusahaan China terkait Kerja Paksa
Arsjad Rasjid Bakal Gelar Munas Kadin Usai Prabowo Dilantik
Bisa Jadi Tanda Kekurangan Nutrisi, Simak Penyebab Anak Mengompol dan Cara Mengatasinya
6 Zodiak Ini Dinilai Kurang Peka terhadap Perasaan Orang Lain, Kamu Termasuk?
Chubb Life Luncurkan Produk Asuransi Kecelakaan dan Jiwa Sepaket, Tengok Manfaatnya
Jadwal Sholat Jakarta dan Sekitarnya Oktober 2024, dari Subuh hingga Isya’
Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki Jadi Moderator Debat Perdana Pilgub Jakarta 2024
Ada Aplikasi Berkedok Titip Beli, Kemenkop UKM Sebut Berpotensi Ciptakan Persaingan Tak Sehat Produk Dalam Negeri
9 Cara Cerdas Hadapi Pasangan yang Sering Lambat Merespons Chat
Hasil ACL 2 Zhejiang FC vs Persib Bandung: Tumbang Lagi, Pangeran Biru Terpuruk di Dasar Klasemen
Final IBL All Indoensian Cup 2024: Satria Muda Menang Dramatis atas Pelita Jaya di Game Pertama
Di Tengah Tantangan Ekonomi, 86 Persen Calon Pengusaha Indonesia Berencana Rintis Usaha Kecil