Tertangkapnya si Triomacan2000

@Triomacan2000 yang kini berganti menjadi @TM2000Back kembali membuat 'mulut menganga'.

oleh Nadya IsnaeniAhmad Romadoni Moch Harun Syah diperbarui 03 Nov 2014, 00:09 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2014, 00:09 WIB
Tertangkapnya Si Triomacan2000
@Triomacan2000 yang kini berganti menjadi @TM2000Back kembali membuat 'mulut menganga'.

Liputan6.com, Jakarta - @Triomacan2000 yang kini berganti menjadi @TM2000Back kembali bikin heboh. Misteri nama-nama di balik akun Twitter yang terkenal dengan cuapan-cuapan kontroversialnya itu kini mulai tersibak karena kasus dugaan pemerasan.

Akun @Triomacan2000 diduga digunakan sebagai alat untuk memeras. Hal ini terungkap lewat laporan salah satu pejabat PT Telkom, AP. Auman si macan pun kini dibawa mendekam di balik sel tahanan.

Rp 50 Juta Itu…

Sang pejabat PT Telkom, AP melaporkan dugaan pencemaran nama baik dan pemerasan yang disebarkan lewat akun media sosial Twitter @Triomacan2000 pada 23 Oktober 2014 lalu.

Dari laporan tersebut, penyidik Subdit Cyber Crime Dirkrimsus Polda Metro Jaya pun mengamankan Edi Syahputra (ES). ES adalah pria pertama yang diduga sebagai admin akun @Triomacan2000 atau @TM2000Back yang terkait dengan laporan AP.

Kabid Humas Polda Metro Kombes Pol Rikwanto mengatakan, berdasarkan pemeriksaan sementara, ES diduga nekat melakukan pemerasan kepada AP karena gagal mencapai kata sepakat dalam pengajuan kerja sama pemasangan iklan.

ES saat itu memperkenalkan diri sebagai salah satu komisaris di media online yang kantornya terletak di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Pengajuan iklan melalui proposal dengan cara pembayaran 100% di muka itu ditolak AP.

"Setelah tidak disetujui dan dianggap gagal kerja sama, muncul posting berita berisi fitnah atau pencemaran nama baik dan di-posting melalui media elektronik menggunakan HP ke nomor saudara AP, " ujar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 29 Oktober 2014.

"Isi dari SMS tersebut sebagian berbunyi 'perampokan PT Telkom berkedok akuisisi dan seterusnya," imbuh dia.

Tak puas, lanjut dia, SMS pun diteruskan dengan menggunakan nomor HP lainnya. Namun AP mengetahui bahwa pengirim pesan yang menggunakan nomor HP tersebut adalah ES. Rencana pun disusun.

Rikwanto menuturkan, dari komunikasi tersebut lalu terjadi sebuah kesepakatan, yang intinya tidak ada lagi posting-an berita-berita fitnah atau yang mencemarkan nama baik AP.

"Disepakati untuk dikirimkan sejumlah uang sekitar Rp 50 juta kepada saudara ES, namun sebelumnya saudara AP sudah melapor ke penyidik Cyber Polda Mertro Jaya. Uang dikirimkan dan sampai ke alamat yang dituju, yaitu di sebuah rumah yang juga merangkap kantor di Tebet, Jakarta Selatan," papar Rikwanto.

Uang pun diterima. Sementara 5 penyidik kepolisian langsung bekerja. Mereka menggeledah dan menahan pria yang diduga sebagai admin @Triomacan2000 itu.

Dari tempat tersebut polisi menyita Rp 49,65 juta dari dalam laci kerja dan langsung dihitung di depan mereka. ES pun langsung dibawa ke Polda Metro Jaya.

Selain uang, barang bukti yang ikut disita, yakni tas, 1 HP Samsung dan 2 simcard, 1 BB (Blackberry) beserta simcard. Rikwanto menambahkan, kepada ES dikenakan Pasal 45 jucto Pasal 27 UUD ITE, Pasal 368 KUHP pemerasan, 369 KUHP, 310 dan 311 KUHP.

Tak berhenti di situ. Kepolisian juga kebanjiran laporan sejenis yang dialamatkan pada admin akun @Triomacan2000. Setidaknya ada 4 laporan sejenis yang kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah.

ES diduga tidak bergerak sendirian dan memiliki jaringan cukup banyak. Berdasarkan surat laporan yang diperoleh Liputan6.com bernomor LP/3931/X/2014/PMJ/ Dit. Reskrimsus tanggal 29 Oktober 2014, pelapor berinisial AS melaporkan HK dan kawan-kawan soal tindak pidana pemerasan dengan kerugian Rp 358.000.000.

HK dan kawan-kawannya ini diduga merupakan kelompok ES. Namun kepolisian masih mendalami kemungkinan tersebut.

Otak Pemerasan?

Minggu dini hari, 2 November 2014, kepolisian menangkap Raden Nuh di rumah kos Jalan Tebet Barat Dalam 5, Tebet, Jakarta Selatan. Pria bergelar bergelar Drs, SH, SIP, dan SE itu diduga sebagai pemilik akun @Triomacan2000 dan @TM2000Back.

Penangkapan Raden Nuh itu terkait kasus dugaan pemerasan dan pencucian uang terhadap pejabat PT Telkom yang lain, Abdul Sata. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Aris Budiman.

"Saat ini masih diperiksa," kata Aris kepada Liputan6.com. Beberapa benda disita dari tangan Raden Nuh. "Berupa 4 unit HP dan 1 unit komputer tangan jenis Galaxy Tab, dan 2 CPU komputer."

Untuk sementara ini, Raden Nuh diduga sebagai otak pelaku pemerasan terhadap beberapa pejabat PT Telkom dengan modus menghujat melalui Twitter.

"Dia dalang dari semua kejahatan ini," ucap Aris.

Namun, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menegaskan, RN masih berstatus sebagai saksi dalam kasus dugaan pemerasan yang dilakukan ES. Meskipun begitu, Rikwanto mengakui, ada sosok Raden Nuh saat penangkapan terhadap ES dilakukan beberapa waktu lalu.

"Iya, ada RN di lokasi," kata Rikwanto 30 Oktober 2014 lalu.

Sebelumnya, RN pernah diperiksa dalam kasus pencemaran nama baik dan fitnah yang dilaporkan Syarief Hasan pada Mei 2013. Dari RN diketahui bahwa pemilik akun @TrioMacan2000 tak hanya dirinya alias bukan satu orang.

Raden Nuh juga diketahui pernah menjadi caleg dari Partai Hanura. Saat ini pun dia masih tercatat sebagai anggota parpol pimpinan Wiranto itu. Hal ini diungkapkan oleh Wasekjen Partai Hanura Didi Apriadi.

Didi menuturkan, keterpilihan Raden Nuh sebagai caleg dari dapil Sumatera Barat II beberapa waktu lalu telah melalui proses yang berlaku di Partai Hanura. Saat itu Raden Nuh dinilai memiliki kompetensi dan kemampuan untuk menjadi caleg.

Apakah Partai Hanura bakal mengirimkan bantuan hukum untuk Raden Nuh? "Kita lihat sejauh mana, saya sendiri belum jelas sejauh mana kasusnya," ujar Didi.

Sementara itu, tertangkapnya Raden Nuh ini mendapatkan respons dari banyak pihak. Salah satunya pengamat dan peneliti Fadjroel Rachman. Dalam akun Twitter-nya,  @fadjroeL, dia menyerukan 2 Wakil Ketua DPR untuk menjenguk pria yang diduga pemilik dan pengelola akun Twitter @Triomacan2000 dan @TM2000Back itu.

Keduanya yakni politisi Partai Gerindra Fadli Zon dan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah.

Silakan @fadlizon menjenguk dan save RN triomacam juga ditunggu sumbangan Rp 35 juta juga. Ayo save RN triomacan, tukang peraskhan?," kata aktivis mahasiswa tahun 1980-an itu.

Sementara akun @TM2000Back kini membisu. Auman terakhir akun Twitter kontroversial itu terpantau pada 30 Oktober 2014.

"Eng ing eeeng ...jreeeeng jreeeeng !!," tulis akun @TM2000Back, pemilik 206 ribu follower itu. (Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya