Buruh Migran Hong Kong Galang Dana Bantu Keluarga Sumarti Ningsih

Para buruh migran yang tergabung dalam JBMI juga akan terus mengawal proses persidangan Rurik Jutting.

oleh Idhad Zakaria diperbarui 05 Nov 2014, 21:04 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2014, 21:04 WIB
Sosok 2 WNI yang Dibunuh di Hong Kong
Sumarti Ningsih berasal dari Cilacap, Jawa Tengah. Diduga ia bekerja di Hongkong sebagai pekerja seks komersial.(Daily Mail)

Liputan6.com, Cilacap - Kasus pembunuhan yang dialami WNI asal Cilacap di Hong Kong Sumarti Ningsih, mengundang keprihatinan para buruh migran Indonesia. Mereka menggalang dana yang dihimpun dari para tenaga kerja Indonesia di Hong Kong, untuk diserahkan kepada keluarga Sumarti Ningsih.

Sumiyati, mewakili Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) Cilacap, mendatangi rumah orangtua Sumarti di Desa Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, untuk mengantarkan uang hasil sumbangan.

"Kami juga secara khusus datang ke rumah keluarga Sumarti untuk menghibur mereka, karena ada sejumlah pemberitaan di media asing yang menyudutkan korban sebagai wanita penghibur," tutur Sumiyati, Rabu (5/11/2014).

Sumiyati berjanji, JBMI akan terus mengawal proses persidangan pembunuh Sumarti, Rurik Jutting --yang 3 November lalu mulai menjalani sidang perdana. Mantan bankir asal Inggris tersebut dijadwalkan akan menjalani sidang lanjutan pada 10 November mendatang.

Menurut Sumiyati, saat ini para buruh migran di Hong Kong yang terhimpun dalam Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) terus menghimpun dana untuk membantu keluarga Sumarti.

Sebelumnya, Ayah Sumarti Ningsih, Ahmad Kaliman (58) meminta agar pembunuh anaknya Rurik Jutting dijatuhi hukuman mati. "Saya meminta supaya pembunuh anak saya dihukum mati. Sebab, anak saya telah dibunuh sehingga pembunuhnya juga harus mati," tegas dia.

Selain itu, Ahmad juga meminta jenazah anaknya segera dipulangkan ke Indonesia. "Saya mohon bantuan pemerintah Indonesia dan Hong Kong agar bisa membantu secepatnya memulangkan jenazah anak saya. Saya ingin jenazahnya dikubur di Cilacap," pinta Ahmad.

Sumarti Ningsih yang juga dikenal dengan nama Alice ditemukan tewas di apartemen Jutting di Distrik Wan Chai, Hong Kong, pada Sabtu 1 November 2014 dini hari. Wanita asal Cilacap, Jawa Tengah itu ditemukan tak bernyawa dalam koper di balkon lantai 31 sebuah unit apartemen. Dia diduga sudah meninggal beberapa hari sebelumnya.

Korban pembunuhan lainnya Seneng Mujiasih atau karib disapa Jesse Lorena awalnya ditemukan hidup di apartemen milik Jutting dengan luka tikaman parah di leher dan bokongnya. Namun wanita malang asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian.

Sementara Rurik Jutting adalah mantan karyawan Bank of America Merrill Lynch. Lulusan perguruan tinggi terkemuka di Inggris, Cambridge University itu diketahui mengundurkan diri dari pekerjaannya beberapa pekan lalu, sebelum melakukan pembunuhan keji ini. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya