4 'Dosa' Ahok Versi FPI

Ketegangan Ahok dan Ormas Front Pembela Islam (FPI) telah berada di puncaknya.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 12 Nov 2014, 20:17 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2014, 20:17 WIB
FPI Ahok
FPI Ahok (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Ketegangan Ahok dan Ormas Front Pembela Islam (FPI) mencapai puncaknya. Berbulan-bulan hubungan mereka memanas. Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta itu dan FPI kini saling melaporkan.

Ahok melaporkan surat rekomendasi pembubaran FPI ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum-HAM) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Selasa 11 November 2014 kemarin. FPI pun tak tinggal diam. Ormas pimpinan Muhammad Rizieq Shihab itu pun kini mempolisikan Ahok.

Konflik Ahok vs FPI ini merupakan perjalanan panjang. Setidaknya tahun ini saja beberapa ketegangan terjadi antara keduanya.

Berikut catatan konflik keduanya yang Liputan6.com rangkum, Rabu (12/11/2014):

1. Meresahkan

FPI mengecam pernyataan Ahok kala awal 2013 lalu yang dinilai mencampuradukkan agama dengan politik. FPI menilai komentar Ahok itu telah meresahkan masyarakat.

"Menurut saya bagus tidak mencampurkan agama dengan politik. Ahok mengatakan dia kafir itu hak dia. Cuma, kita memberikan pandangan, perbaikan akhlak pun sangat penting," kata Ketua FPI DKI Jakarta Habib Salim Umar Al Attas alias Habib Selon 21 Februari 2013 lalu.

Sebelumnya, Ahok menyatakan, agar tidak mengaitkan masalah akhlak dengan kinerja pemerintahan dan pembangunan. Menurutnya, masalah etika, moral dan akhlak adalah urusan agama.

"Jadi jangan ngomong agamalah, capek sudah saya ngomong agama. Jadi kita kerja sajalah. Silakan cap saya ini sekuler, kafir nomor satu, paling bejat. Ini saya udah kafir, sekuler lagi. Saya sudah muak bercerita soal agama, soal akhlak, kita buktikan perbuatan sekarang," kata Ahok.

Walau begitu, Ahok mengaku sebagai pribadi yang tetap menjalankan ibadah dan keyakinan yang dianutnya. "Kalau saya ke Gereja tiap minggu, itu urusan saya. Saya takut karena ada Surga. Saya juga tidak tahu ada atau tidak surga itu, ya saya percaya saja," pungkas Ahok sembari tertawa.

Berikutnya: Arogan...

Arogan

FPI Mengamuk, Polisi Dihujani Batu
Massa yang menolak Ahok sebagai gubernur DKI itu tiba-tiba melempar batu, pecahan beling, kotoran hewan, dan kotoran manusia, dan benda lainnya ke polisi yang berjaga, Jakarta, (3/10/14). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

2. Arogan

Tercatat sudah beberapa kali massa FPI mendatangi Balaikota Jakarta untuk menyampaikan aspirasi mereka, menolak Ahok naik pangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Dengan memperhatikan dan menimbang berbagai alasan, DPD FPI Jakarta, telah mengeluarkan maklumat yang isinya antara lain, pertama DPD FPI DKI Jakarta menolak Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta," bunyi pesan tertulis yang diterima Liputan6.com 22 September 2014 malam.

Pada 24 September 2014, massa FPI pun mendatangi kantor DPRD DKI Jakarta. Dalam aksinya, FPI memprotes gaya bicara Ahok yang keras. Hal itu dianggap tidak pantas dilakukan apalagi sebagai pemimpin Ibukota.

"Ahok asal ngejeplak saja ngomongnya. Tidak pantas seorang pejabat arogan memimpin Jakarta," ucap seorang orator.

Setelah beraksi pada 24 September, massa FPI kembali menyambangi Balaikota, Jakarta pada 3 Oktober 2014 lalu. Unjuk rasa yang dihujani batu dan kotoran hewan oleh massa FPI bercampur gas air mata dari petugas kala itu berbuntut panjang. Anarkis.

Bahkan 1 awak FPI, Habib Novel yang diduga kuat sebagai aktor yang menggerakan massa hingga berlaku anarkis diburu polisi dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Buntutnya, 21 anggota FPI menyandang status tersangka.

Lalu apa kata Ahok soal aksi anarkis massa FPI? "Yah itu sih hak demokrasi orang mau demo oke-oke saja," kata mantan Bupati Belitung Timur itu 10 Oktober 2014 lalu.

Berikutnya: Menyalahgunakan Kekuasaan...

Menyalahgunakan Kekuasaan

FPI vs Ahok
FPI melaporkan Ahok ke Polda Metro Jaya. (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)

3. Menyalahgunakan Kekuasaan

FPI tak terima dengan aksi Ahok yang merekomendasikan pembubaran ormas tersebut ke Kementerian Hukum dan HAM. Mereka pun balik melaporkan pria berkacamata tersebut ke Polda Metro Jaya.

Ketua Bantuan Hukum FPI Sugito menyatakan keberatan dengan sikap Ahok yang dinilainya sengaja memanfaatkan kekuasaan dan wewenang sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta terkait rekomendasi pembubaran FPI.

"Dia (Ahok) menggunakan kekuasaan dan wewenangnya membawa-bawa surat ke Mendagri ke Menkumham untuk membubarkan FPI. Ada urusan apa itu dengan Ahok?" ucap Sugito, Rabu (11/11/2014).

Tak berhenti di situ, FPI juga mengajukan permohonan judicial review atau uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait jabatan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Sementara Ahok masih tak terpengaruh dengan ancaman tersebut. "Terserahlah, gue mah mau kerja saja, pusing banget, kurang kerjaan gitu dia (FPI)," ujar Ahok.

Berikutnya: Ahok Seenaknya...

Seenaknya

ahok FPI
Ahok menunjukkan surat rekomendasi pembubaran FPI yang akan dikirim ke Kemendagri dan Kemenkumham. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

4. Seenaknya

Salah satu yang melandasi FPI menolak naik pangkatnya Ahok adalah soal larangan penjualan hewan kurban di trotoar jalan. Kebijakan itu memang dikeluarkan lewat Instruksi Gubernur nomor 67 Tahun 2014 tentang Pelarangan Menjual Hewan Qurban

"Ahok sudah kurang ajar. Dia dengan seenaknya mengeluarkan instruksi gubernur tentang larangan menjual kambing qurban," kata seorang pemimpin FPI saat berorasi di depan Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu 24 September 2014.

Lalu apa kata Ahok? Dia mengatakan, permintaan pelarangan menjual hewan kurban itu datang sendiri dari beberapa pihak sekolah dasar (SD) di Jakarta. Karena mereka tak ingin pemotongan atau peternakan hewan itu dilihat anak-anak dan mengganggu psikologis mereka dalam belajar di sekolah.

Barulah, kata Ahok, akhirnya Dinas Peternakan DKI Jakarta mengajukan pembuatan Instruksi Gubernur (Ingub) yang melarang pemotongan hewan di halaman SD dan ditandatanganinya sebagai Plt Gubernur saat itu.

"Ngapain saya yang ngelarang? Kurang cerdas fitnahnya," ucap Ahok. (Yus)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya