8 Penumpang Heli Super Puma di Papua Dievakuasi

Masih tersisa 6 penumpang yang belum dapat dievakuasi karena keterbatasan waktu dan faktor cuaca yang kurang mendukung.

oleh Katharina Janur diperbarui 01 Des 2014, 21:01 WIB
Diterbitkan 01 Des 2014, 21:01 WIB
Heli Super Puma
Heli Super Puma (Antara)

Liputan6.com, Jayapura - Pangkalan Angkatan Udara Jayapura mengevakusi 10 anggota TNI AD dari Batalyon Infanteri atau Yonif 133 Yudha Sakti/Padang dan 4 kru yang berada di dalam Heli Super Puma H-3215 yang mendarat darurat di sekitar Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang sejak Jumat, 28 November lalu.

Komandan Pangkalan Angkatan Udara Jayapura, Kolonel Penerbang I Made Susila Adnyana menuturkan seluruh penumpang dan kru dalam keadaan selamat.

"Mereka sudah dalam keadaan aman dan berada di tempat yang lebih nyaman dari lokasi sebelumnya. Sampai sore tadi sudah ada 8 orang yang dievakuasi ke Jayapura. 1 Di antara mereka berada di Rumah Sakit TNI AD Marthen Indey dan sisanya dirawat di klinik yang berada di Yonif 751/Raider, Sentani dan ada beberapa yang dirawat di Klinik TNI AU," ujar I Made Susila di Sentani, Jayapura, Papua, Senin (1/12/2014)

Dia mengatakan, 6 orang masih belum dapat diangkut karena keterbatasan waktu dan cuaca sore yang kurang mendukung saat evakuasi. "Sebanyak 6 orang yang tersisa di ketinggian itu, rata-rata kondisinya tidak terlalu parah. Besok kami akan upayakan evakuasi pagi hari, mengingat waktu di pagi hari kadang cukup cerah untuk penerbangan," papar dia.

I Made Susila mengatakan, kebanyakan korban yang dievakuasi hari ini kondisinya patah tulang dan terkilir. Sebagian besar terkilir di bahu, tangan dan ada juga yang lecet di kepala.

"Kami bersyukur mereka sudah dapat dievakuasi sebagian dan besok evakuasi akan melibatkan 3 heli kembali di antaranya Heli Bell Air Fast, Heli Puma dan Heli Super Puma yang di BKO-kan dari Mabes TNI AU," tandas I Made Susila.

Pada Jumat, 28 November lalu, Heli Super Puma H-3215 mendarat darurat di daerah Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. Evakuasi yang selama ini dilakukan selalu terhambat karena cuaca buruk disertai awan tebal. (Alv/Rmn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya