Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya kekerasan anak di lingkungan sekolah, membuat orangtua merasa khawatir. Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan pun menyatakan, sekolah harus berhenti sebagai tempat tindakan kekerasan terutama pada anak-anak.
"Kita komit, kekerasan pada anak harus dihentikan. Kita mengajarkan para pendidik, orangtua, guru, mendidik tidak perlu gunakan kekerasan. Disiplin beda dengan melakukan kekerasan. Dunia pendidikan harus jadi tempat subur anak-anak di Indonesia untuk belajar bukan kekerasan. Sekolah harus berubah, pendidikan harus berubah. Setop kekerasan bukan sekadar lisan tapi bentuk action-nya harus jelas," ujar Anies dalam acara aksi damai Memutus Mata Rantai Darurat Kekerasan terhadap Anak di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/12/2014).
Mantan Rektor Universitas Paramadina itu menegaskan, perlu adanya tindakan segera bukan lantaran kejahatan yang merajalela. Namun, banyak orang yang baik hanya berdiam.
"Kita berharap semua pihak bila ada kekerasan jangan diam, masalah terbesar adalah bukan banyak orang jahat, tapi banyak orang baik yang diam," tegas dia.
Di tempat yang sama, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara melakukan pencegahan kekerasan, khususnya kekerasan seksual pada anak dengan cara memblokir situs porno. Menurut dia, hal tersebut juga akan dilakukan pencegahan bersama dengan pengambil kebijakan lainnya.
"Kita dukung setop kekerasan pada anak. Kominfo tidak hanya mendukung saja. Kita melakukan aksi, bukan hanya blokir semata, tapi kita juga akan melakukan preventif," ujar Rudiantara.
Kekerasan di lingkungan sekolah yang menjadi sorotan akhir-akhir ini adalah hukuman cambuk yang diterima santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Urawatul Wutsqo di Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur. Hukuman cambuk diberikan oleh pengurus pesantren pada santri yang melakukan pelanggaran berat seperti minum minuman keras dan berzina. (Mvi/Mut)
Menteri Anies: Kepada Pendidik, Disiplin Beda dengan Kekerasan
Anies Baswedan mengatakan, masalah terbesar adalah bukan banyak orang jahat, tapi banyak orang baik yang diam.
Diperbarui 14 Des 2014, 10:49 WIBDiterbitkan 14 Des 2014, 10:49 WIB
Anies Baswedan meminta masyarakat Indonesia merayakan Hari Guru pada 25 November 2014 tidak hanya dengan acara seremonial, namun dengan gerakan nyata yaitu dengan mengunjungi dan mencium tangan guru, Jakarta, Senin (24/11/2014). (Liputan6.com/Herman Zakha... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Banyak Ormas Maksa Minta THR, Menko PM: Hanya Untuk yang Bekerja
Ini Manfaat Mendengarkan Al-Qur'an saat Tidur yang Dibuktikan Ahli, Kata Syekh Ali Jaber
Chery J6 Mati Lampu Belakang, Ini Penjelasan Chery
Emas: Sejarah, Kegunaan, dan Harga Terkini yang Mengilau
Perda Adat Kuansing dan FSC, Mengembalikan Fungsi Hutan ke Masyarakat Untuk Mengindari Bencana
100 Kata-Kata Balasan Selamat Lebaran: Singkat, Islami, hingga Bahasa Jawa
Menang Lawan Bahrain, Patrick Kluivert Yakin Timnas Indonesia Masih Punya Asa Jadi Runner-up Grup C
5 Cara Pakai Bawang Putih Selain untuk Memasak, Salah Satunya Bisa Meredakan Nyeri Sendi
Ditjen Pajak Hapus Sanksi Terlambat Bayar dan Lapor SPT Tahunan, Ini Alasannya
Rano Karno: Mulai April, Bansos KLJ hingga KPDJ Dicairkan Tiap Bulan
Direktur Eksekutif Ma'arif Institute: Ramadhan sebagai Momentum Melatih Moderasi dalam Kehidupan
350 Kata-kata Menjelang Lebaran yang Menyentuh Hati untuk Ucapan Idul Fitri