Liputan6.com, Garut - 8 Tahun sudah Mariyam menghuni kandang dari kayu berukuran 1 x 2 meter. Di tempat sempit inilah penderita gangguan jiwa ini berlindung dari dinginnya udara malam, hujan, dan teriknya sengatan matahari.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (15/12/2014), Mariyam hanya terdiam di dalam kotak kayu yang tersimpan di halaman rumahnya di Kampung Ciseupan, Kecamatan Bungbulang, Garut, Jawa Barat.
Kemiskinan yang mendera membuat Sutinah, ibunda Mariyam tak bisa berbuat banyak. Setiap hari ia hanya bisa menyaksikan tubuh kurus dan kulit pucat putrinya tercinta. Meski begitu, sesekali sang ibu mengajaknya berkomunikasi, berharap ingatan sang anak bisa kembali pulih seperti sedia kala.
Sakit jiwa Mariyam berawal usai melahirkan anak. Di satu malam Mariyam kesurupan. Sejak saat itulah ia sering termenung tanpa mau mengutarakan permasalahan yang tengah dihadapi.
Semakin hari keadaannya memburuk, bahkan seringkali mengamuk tanpa sebab yang jelas. Yang lebih mengenaskan, saat Mariyam terpuruk seperti itu suaminya malah meninggalkan Mariyam dan anak yang baru dilahirkannya. Tak bisa lagi mengendalikan anaknya, Sutinah akhirnya mengurung sang putri.
Mariyam pernah beberapa kali diobati secara medis. Sutinah bahkan pernah membawanya ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Namun, keterbatasan uang memaksa Sutinah membawa lagi anaknya ke kampung. Penderitaan Mariyam dan kemiskinan keluarganya hingga saat ini masih saja luput dari Pemerintah Kabupaten Garut. (Dan/Mvi)