Tak Ada Faksi, PAN Yakin Jauh dari Tren Dualisme Parpol

PAN meyakini tak akan mengikuti jejak PPP ataupun Golkar yang saat ini mengalami perpecahan. Alasannya, di PAN tak ada faksi-faksi.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 17 Des 2014, 12:55 WIB
Diterbitkan 17 Des 2014, 12:55 WIB
Tjatur Sapto

Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) meyakini tak akan mengikuti jejak Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ataupun Partai Golkar yang saat ini mengalami perpecahan. Hal itu ditegaskan anggota DPR dari Fraksi PAN, Tjatur Sapto Edy.

"PAN ini kekeluargaannya kental. Saya tidak lihat ada faksi-faksi. Bukan pasar bebas di PAN," ucap Tjatur di Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Ia mengakui, meski kongres partainya baru akan digelar sekitar Maret atau April tahun depan, saat ini mulai bermunculan nama-nama yang mungkin akan maju dalam bursa caketum PAN. Seperti Hatta Rajasa, Zulkifli Hasan, maupun Dradjad Wibowo.

Menurut Tjatur, ada beberapa rekannya di partai yang mengatakan bersama Hatta, elektabilitas PAN mengalami kenaikan. Mereka merasa tim yang bagus patut dipertahankan.

"Tapi ada Zulkifli dan Dradjad juga. Sekarang belum mengkristal. Mungkin Januari. Amien Rais membebaskan, buka kran demokrasi siapa yang maju. Demokrasi itu indahnya tidak bisa diprediksi," tutur Tjatur.

Tren perpecahan partai politik dimulai oleh PPP. Ada 2 kubu yang muncul yakni kubu Djan Faridz dan kubu Romahurmuziy. Bahkan sempat terjadi saling pecat dalam tubuh partai berlambang Kabah itu.

Perseteruan parpol kemudian disusul oleh Partai Golkar. Sejumlah kader Golkar yang menolak Aburizal Bakrie maju kembali sebagai ketua umum dan menggelar musyawarah nasional tandingan. Hasilnya saat ini ada 2 ketum Golkar, yakni Aburizal dan Agung Laksono. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya