Jati Diri Anggota ISIS Pengancam TNI-Polri dan Banser Terungkap

Berdasarkan paspor yang ditemukan, Ketua PW GP Ansor Jawa Timur Rudi Triwachid mengungkap jati diri lelaki dalam video ancaman ISIS.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Des 2014, 10:07 WIB
Diterbitkan 28 Des 2014, 10:07 WIB
ISIS Ancam Bantai Panglima TNI dan Polri
Dalam video berdurasi 4 menit 1 detik itu, seorang pria berjenggot menantang Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk memerangi ISIS.

Liputan6.com, Surabaya - Seorang anggota Daulah Islamiyah atau ISIS muncul dalam sebuah video yang diunggah di YouTube. Ia mengancam  akan membantai TNI, Polri, dan Banser. Berdasarkan paspor yang ditemukan, Ketua PW GP Ansor Jawa Timur Rudi Triwachid mengungkap jati diri sebenarnya pria yang dikenal sebagai Abu Jandal Al Yamani Al Indonesi itu.

"Tim Densus 99 langsung turun ke Malang dan Pasuruan. Hasilnya identitas pembuat video terungkap bernama Salim Mubarok sesuai data paspor, yakni kelahiran Pasuruan, 25 Agustus 1972," kata di Surabaya, Sabtu (27/12/2014).

Dijelaskan dia, menyikapi ancaman itu, GP Ansor Jawa Timur menggelar rapat terbatas di Grha Ansor Jatim, Gayungsari, Surabaya, yang menyepakati pembentukan tim investigasi Densus 99/Asmaul Husna.

"Beredarnya video itu memang sempat membuat banyak kalangan menghubungi Ansor Jatim. Ini cukup beralasan karena basis utama Ansor-Banser memang ada di Jatim," kata dia.

Rudi memaparkan, rumah Salim Mubarok berada di RT 5 RW 6, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Panggung, Kota Pasuruan. Rumah itu merupakan warisan orangtua Salim, namun dia memilih pindah ke Malang bersama istri dan anaknya dengan menyewa sebuah rumah di daerah Kedungkandang.

Salim berasal dari keturunan Arab Yaman Bani At Tamimi. Oleh karena itu, dia dikenal dengan nama lengkap "Salim Mubarok Attamimi". Pada Mei 2014, Salim bersama istri dan 5 anaknya --3 anak kandung dan 2 anak angkat-- berangkat ke Suriah.

Sebelum memboyong istri dan 5 anaknya itu, Salim sebenarnya telah bergabung dengan ISIS di Suriah, dan sempat beberapa kali kembali ke Pasuruan dan Malang. Sebelum ke Suriah dan bergabung bersama ISIS, Salim pernah berada di Yaman bergabung bersama AQAP, sebuah organisasi sayap Alqaeda di Yaman.

Saat berada di Yaman itu, Salim diketahui beberapa kali masuk daerah perbatasan Turki-Suriah. "Yang jelas, model ISIS itu bukan cermin dakwah Islam, karena dakwah Islam dalam Alquran dan hadits justru tidak menganjurkan cara-cara kekerasan, melainkan cara bijaksana dan dengan ajakan yang santun," kata Rudi.

Bahkan, Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa kafir dzimmi pun wajib dilindungi. "Nabi juga menyatakan perang dalam Islam itu hanya bersifat pertahanan diri. Jadi, Islam itu tidak suka dengan cara-cara kekerasan, jadi cara ISIS itu bukan cara Islam, ISIS hanya main klaim dengan Islam, padahal ISIS tidak Islami sama sekali," tegas Rudi.

Sementara itu, terkait ancaman ISIS, Kepala Pusat ‎Penerangan Mabes TNI Mayjen Fuad Basya menyatakan, pihaknya tak akan menanggapi tantangan tersebut karena dinilai hanya propaganda. "Kita tidak akan tanggapi itu, karena itu propaganda saja. Jadi biarkan saja mau ngancam seperti apa," kata Fuad Basya.

Dia menegaskan, jika TNI menanggapi tantangan itu, ISIS pun akan lebih gencar melakukan propaganda kepada TNI dan masyarakat Indonesia yang akhirnya akan dibuat resah. Sebab keresahan itu yang dicari ISIS.

"Kalau kita tanggapi mereka (ISIS) akan menanggapi lagi dan terus begitu. Lalu mereka memanfaatkan dan mereka mintanya rakyat resah dan gelisah. Itu yang mereka cari," tegas Fuadd Basya. (Ant/Riz/Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya