TNI: Tumpahan Minyak di Selat Karimata Bukan dari AirAsia QZ8501

Panglima Armabar TNI AL Laksamana Muda Widodo mengatakan, sampai saat ini belum ada tanda-tanda temuan di lokasi pencarian.

oleh Oscar Ferri diperbarui 29 Des 2014, 18:01 WIB
Diterbitkan 29 Des 2014, 18:01 WIB
Ilustrasi Pesawat AirAsia (7)
Ilustrasi Pesawat AirAsia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AL Laksamana Pertama Manahan Simorangkir mengatakan pihaknya telah memeriksa lokasi diduga jatuhnya tumpahan minyak di laut atau tepatnya di Selat Karimata, antara Pulau Kalimantan dan Pulau Belitung, di bawah rute penerbangan pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak. Namun menurut petugas di lokasi, tumpahan minyak itu bukan dari AirAsia.

"Kami sudah konfirmasi ke tim di lokasi pencarian. Jadi itu tak ada apa-apa. Bukan tumpahan minyak yang serius. Bukan dari AirAsia," kata Manahan saat dikonfirmasi Liputan6.com di Jakarta, Senin (29/12/2014).

Hal senada juga diungkapkan Panglima Armada Wilayah Barat (Armabar) TNI AL Laksamana Muda Widodo mengatakan, sampai saat ini belum ada tanda-tanda temuan di lokasi pencarian. Terutama di lokasi yang dimaksud. "Sudah dicek oleh Kapal TNI AL Manau, clear," ujar Widodo dalam pesan singkatnya.

Pesawat Orion milik Australia dilaporkan mendeteksi 'objek' di dekat Pulang Nangka, sebelah Barat Daya Pangkalan Bun, Kalimatan. Atau tepatnya sekitar 1.120 km dekat lokasi AirAsia QZ8501 hilang kontak.‎ Demikian dilansir news.com.au, hari ini.

Namun menurut Manahan, pihak Australia belum yakin apakah objek yang dimaksud merupakan puing pesawat AirAsia QZ8501. Sejauh ini, pihak TNI juga belum bisa memastikan dugaan tersebut. "Jadi informasi dari Australia itu belum cukup untuk menjadi data. Australia belum begitu yakin," ungkap Manahan.

TNI AL ikut membantu pencarian Pesawat AirAsia QZ8501 dengan mengirim 8 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Kedelapan KRI itu, yakni KRI Sutedi Senoputra, KRI Todak, KRI Bung Tomo, KRI Hasanuddin, KRI Pulau Rengat (kapal penyapu ranjau), ‎KRI Yos Sudarso, dan KRI Banda Aceh (kapal markas). ‎Kemudian diterjunkan juga 2 Kapal TNI AL (Manau dan Sambas), 2 helikopter, dan 2 pesawat patroli maritim (Maritime Patrol Aircraft/MPA) CN 235.

Selain itu, TNI AL juga turut menerjunkan tim khusus ke lokasi pencarian yang jadi titik duga hilangnya pesawat itu, yakni di kawasan Belitung. Manahan menjelaskan, tim khusus yang diterjunkan ke kawasan Belitung itu, yakni 1 tim penyelam TNI ALS, 1 tim Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, dan 3 tim Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) Marinir TNI AL dengan Rubber Duck Operation (RDO).‎

Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu take off dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.

Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.

Kapal terbang AirAsia itu berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Riz/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya