Liputan6.com, Jakarta - Badan SAR Nasional (Basarnas) masih terus mencari keberadaan bangkai pesawat AirAsia QZ8501 yang diduga berada di perairan Selat Karimata. Pencarian dilakukan dengan menggunkan alat canggih milik TNI Angkatan Laut (AL).
"Nggak usah khawatir ada alat untuk mengangkut benda di dalam air," ujar Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (5/1/2015).
Bambang menjelaskan, TNI Angkatan Laut mempunyai alat untuk mengangkat benda ataupun bangkai pesawat yang berada di dasar laut. Alat itu, mempunyai sistem floating balon dan craine.
"Kita punya, tapi bukan Basarnas, TNI AL. Nggak cuma itu, ada anak perusahaan SKK Migas dan anak perusahaan minyak Total yang punya. Mereka juga sudah menawarkan," ucap dia.
Pengangkatan bangkai pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan 7 awak itu penting dilakukan guna menemukan adanya jenazah korban yang masih terjebak di dalam bangkai pesawat. Namun untuk saat ini, ucap Bambang, pihaknya masih memfokuskan evakuasi jasad korban di zona merah.
"Tapi sebenarnya tujuan kita masih fokus pencarian korban. Kemungkinan masih ada yang terjebak di dalam bangkai pesawat," tandas dia.
Memasuki hari ke-9 pencarian dan evakuasi Pesawat AirAsia QZ8501 ini, total sudah 37 jenazah penumpang yang ditemukan dan dievakuasi Tim SAR Gabungan. Sebanyak 34 jenazah sudah diidentifikasi mendalam oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur, sedangkan 3‎ lagi masih diidentifikasi awal di RSUD Imanuddin, Pangkalan Bun.
Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu take off dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat. (Mvi/Mut)