Agung Laksono Minta Kubu Ical Tak Pesimistis untuk Islah Golkar

Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini optimistis, proses islah Partai Golkar tercapai.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 08 Jan 2015, 16:09 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2015, 16:09 WIB
Aburizal Bakrie vs Agung Laksono
Aburizal Bakrie vs Agung Laksono (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Tahapan rekonsiliasi atau islah dua kubu Partai Golkar baik dari Musyawarah Nasional (Munas) Bali maupun Munas Ancol, memasuki fase kedua. Namun, kubu Aburizal Bakrie atau Ical sudah merasa pesimistis dan memprediksi islah akan buntu.

Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono menjelaskan, pernyataan Ketua DPP Golkar versi Munas Bali Tantowi Yahya yang menyebutkan islah berakhir alot untuk tidak ditanggapi serius. Agung meminta agar semua pihak percaya kepada juru runding yang akan segera melaksanakan pembahasan islah pada sore nanti.

"Jangan langsung pesimis dulu. Dia (Tantowi Yahya) kan bukan juru runding. Serahkan semuanya pada juru runding. Selain politisi kan mereka (para juru runding) itu semuanya negarawan," ujar Agung Laksono di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis (8/1/2015).

Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini optimistis, proses islah tercapai. Sebab, kubu Agung yang telah mengajukan masalah tersebut ke Pengadilan Jakarta Pusat, dan waktu yang diberikan oleh pengadilan masih cukup untuk melaksanakan tahapan islah.

"Semua berpulang pada proses itu sendiri. Kami berharap bisa berlangsung islah. Waktunya cukup, jadi tak usah terburu-buru. Pengadilan saja memberikan waktu 60 hari, yang penting semua proses islah ini bisa dicapai," tutur Agung.

Agung juga yakin, Golkar akan segera keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan segera mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sebab, koalisi itu hanya saat Pilpres saja.

"Visi politik Golkar khususnya yang berhubungan dengan keterikatan satu koalisi harusnya sudah dihentikan. Saya telah sampaikan niatan keluar KMP ini saat bertemu Presiden. Beliau pun mengapresiasinya. Koalisi itu memang seharusnya berhenti setelah tahapan Pilpres usai," tandas Agung Laksono. (Mvi/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya