Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan besar skala internasional yaitu Konferensi Asia-Afrika (KAA) ke-60 yang akan berlangsung pada April 2015. Dengan demikian, Indonesia bisa menunjukkan diri kepada dunia bahwa memiliki peran besar.
Â
"Ini momentum yang sangat baik bagi negara kita untuk kembali mengingatkan kepada dunia bahwa kita mempunyai peran sangat besar saat itu, dan kita ingin memori dan ingatan itu diangkat kembali," ujar Presiden Joko Widodo dalam pembukaan rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jumat (9/1/2015).
Untuk itu, lanjut Jokowi, pihak-pihak yang terlibat dalam peringatan ini harus benar-benar dan sebaik mungkin mempersiapakan segala yang dibutuhkan. Termasuk mengenai keamanannya, mengingat waktu acara ini hanya tersisa 3 bulan.
"Jadi perencanaan dan organisasinya harus segera diselesaikan," kata dia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir dalam jumpa pers mingguan di kantor Kemlu menuturkan, meski belum menyebut tanggal pasti penyelenggaraan KTT Asia-Afrika, kemungkinan KAA akan dihelat di dua kota yakni Jakarta dan Bandung.
"Akan menjadi full summit dan akan dihadiri kepala negara," lanjut Armanatham Rabu 7 Januari.
Armanatha mengungkapkan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dijadwalkan akan meyampaikan perihal kegiatan ini kepada beberapa menlu negara-negara di Afrika pada 30 Januari 2015, dalam pertemuan Uni Afrika yang berlangsung di Ibukota Ethopia, Adis Ababa.
Konferensi Asia Afrika pertama kali digelar pada 18-24 April tahun1955. Indonesia dan negara lainnya seperti Myanmar, Srilanka, India, dan Pakistan menjadi inisiatornya. Selain untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan Asia-Afrika, gerakan ini juga dianggap sebagai sikap melawan kolonialisme Amerika Serikat dan Uni Soviet serta negara imperialis lainnya. Dan forum ini pula yang menjadi cikal bakal terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961. (Mvi/Mut)
Jokowi: Jadi Tuan Rumah KAA Ingatkan Dunia Kita Punya Peran Besar
Kemungkinan Konferensi Asia-Afrika (KAA) akan dihelat di dua kota yakni Jakarta dan Bandung.
diperbarui 09 Jan 2015, 11:18 WIBDiterbitkan 09 Jan 2015, 11:18 WIB
Kunjungan Jokowi ke PP Muhammadiyah itu untuk meminta masukan terkait hukuman mati yang akan dijatuhkan kepada 64 pengedar narkotika, Jakarta, Rabu (24/12/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
6 Sikap Ini Bisa Buat Pasangan Tak Nyaman dan Meninggalkanmu, Introspeksi Segera
Catat, Masalah Tenaga Honorer Bakal Beres di Era Prabowo
Sepak Terjang Rusdi Kirana, Pimpinan MPR yang Berharta Rp 2,6 Triliun
Sosok Arini Subianto dan Profilnya, Miliarder Wanita yang Jarang Tersorot Media
KPPU Endus Praktik Monopoli Avtur, Bagaimana Kondisi Sebenarnya?
Satu-satunya Rumah di Desa Skotlandia Ini Dijual Seharga Rp2,7 Miliar, Minat Beli?
7 Zodiak yang Punya Love Language Act of Money, Royal Manjakan Pasangan
Sambangi Ponpes Babussalam Malang, Risma Bahas Program Kewirausahaan dan Ketahanan Pangan Santri
Inovasi Badak LNG Bantu Nelayan Kampung Tihi-Tihi Bisa Cari Nafkah Meski Cuaca Tak Bersahabat
Potret Pinka Haprani Anak Puan Maharani Tenteng Tas Rp40 Jutaan Saat Dilantik Jadi Anggota DPR
Mengapa NPWP Penting? Pahami Fungsi, Cara Daftar, dan Ceknya
Generasi Z Harus Bisa Ikuti Gaya Nabi untuk Masa Depan yang Keren