Kepala BIN Tegaskan Indonesia Aman

Pemerintah Amerika Serikat dan Australia mengeluarkan travel advicer bagi warganya yang akan berkunjung ke Indonesia.

oleh Sugeng Triono diperbarui 09 Jan 2015, 14:31 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2015, 14:31 WIB
Marciano Norman
Kepala BIN Marciano Norman

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat dan Australia mengeluarkan travel advicer bagi warganya yang akan berkunjung ke Indonesia. Kedua negara itu masih menganggap kelompok radikal sewaktu-waktu dapat menggangu keamanan di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan intelijen Negara (BIN) Marciano Norman menegaskana Indonesia masih aman bagi masyarakat internasional dan layak dijadikan tempat tujuan. Meski masih terdapat kelompok kecil yang berusaha menggangu keamanan Indonesia.

"Travel advicer kemarin yang khusus itu kan disampaikan di daerah kita agar masyarakat Australia atau dari Amerika yang datang supaya memberikan perhatian khusus," ujar Marciano Norman di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/1/2014).

"Kami selalu melakukan langkah-langkah pengamanan yang ketat. Kalau terjadi itu hanya di satu daerah saja dan itu hanya kelompok kecil itu," imbuh dia.

Marciano menjelaskan, gangguan kemanan pada dasarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal ini dapat saja terjadi di negara manapun.

"Saya selalu mengatakan, kelompok-kelompok radikal, kelompok teroris itu mereka selalu muncul pada saat mereka melihat ada peluang. Karena menurut pengamatan mereka aparat keamanannya agak turun tensinya," terang Marciano.

Oleh karena itu, lanjut dia, aparat keamanan harus bekerjasama dengan intelijen untuk menutup sekecil apapun peluang yang akan dimanfaatkan oleh kelompok radikal tadi.

"Sehinga dapat kita batasi dan kalau sudah jelas sasarannya diambilkan langkah seperlunya yaitu tergantung responnya dari yang dikerjakan itu," pungkas Marciano Norman.

Beberapa hari lalu, Kedutaan AS mengeluarkan travel advice kepada warganya yang akan datang dan bermukim di Tanah Air. Imbauan ini terkait dengan potensi ancaman yang ada di beberapa tempat di Surabaya, Jawa Timur.

Langkah tersebut ternyata tidak hanya dilakukan AS. Tak lama kemudian, salah satu sekutu terdekatnya Australia juga memutuskan mengambil langkah serupa.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya