Mesin Kapal Meledak di Pelabuhan Tanjung Emas

Ledakan terjadi saat teknisi kapal melakukan perbaikan di salah satu ruang kendaraan tersebut.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 09 Jan 2015, 23:06 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2015, 23:06 WIB
Ilustrasi kapal tugboat
Ilustrasi kapal tugboat (zachriebrothers.indonetwork.co.id)

Liputan6.com, Semarang - Sebuah mesin kapal meledak di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang pada Jumat siang tadi. Akibatnya, sebanyak 9 pekerja yang berada di kendaraan tersebut mengalami luka-luka.

Berdasarkan informasi di Polsek KP3 Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, ledakan mesin tersebut terjadi di kapal berjenis tugboat atau kapal penarik milik PT Yasa Wahana Tirta Samudera Tanjung pada sekitar pukul 14.00 WIB.

Kanit Reskrim Polsek KP3, AKP Benny Hartawan, ledakan terjadi saat teknisi kapal melakukan perbaikan di salah satu ruang kendaraan tersebut. Ketika mengelas bagian kapal yang usang dan bocor. Tiba-tiba tabung gas elpiji yang menggunakan selang panjang bocor, sehingga mengakibatkan gas keluar.

"Percikan api las mengenai gas yang keluar dan meledak," kata Kanit Reskrim KP3 Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, AKP Beny Hartawan saat dihubungi Liputan6.com di Semarang, Jumat (9/1/2015).

Ledakan yang disertai api tersebut membuat para pekerja panik. 9 pekerja itu mengalami luka bakar itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit Sultan Agung Semarang. Dari data di Rumah Sakit Islam Sultan Agung disebutkan bahwa 7 pekerja diperbolehkan pulang oleh tim medis.

"3 di antaranya masih berada di ruang ICU RSI Sultan Agung Semarang mengalami luka bakar parah di tubuh sehingga dirawat inap. Sementara 7 orang mengalami luka ringan dan dirawat jalan," kata salah satu perawat.

Data di RSI Sultan Agung menyebutkan bahwa 9 pekerja itu adalah buruh lepas di PT Yasa Wahana Tirta Samudra Tanjung, Kota Semarang, Jawa Tengah. Masing-masing bernama Hanafi, Solekan, Teguh Sunaryo, Eko Budianto, Guntoro, Nur Abidin, Eko Condro Prayitno, Sukardi, dan Maskat. (Riz)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya