Liputan6.com, Jakarta - Calon tunggal Kapolri Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Budi Gunawan mengikuti fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR. Perwira tinggi bintang 3 itu mendapat pertanyaan dari Fraksi Partai Nasdem‎ terkait pemilihan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baik.
Menjawab hal itu, Budi yang kini menjabat Kepala Lembaga Pendidikan Polri tersebut mengatakan, pemilihan calon pimpinan KPK harus dikembalikan kepada DPR melalui mekanisme yang baik.
"Pertanyaan dari Nasdem capim KPK yang baik harus dilaksanakan dengan mekanisme yang baik dari DPR," ujar Budi di Ruang Sidang Komisi III, DPR, Rabu (14/1/2015).
Mantan Kapolda Jambi itu menilai yang paling tepat dalam upaya pemberantasan korupsi adalah dengan melakukan pencegahan. Menurut dia, upaya pemberantasan korupsi selama ini lebih kepada penangkapan para pelaku dibanding pencegahan.
"Yang perlu dilihat adalah dari aspek pencegahan, karena pencegahan lebih baik daripada mengobati," terang Budi Gunawan.
Jenderal kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 11 Desember 1959 ini juga menilai hukuman terhadap para pelaku tindak korupsi selama ini tidak memberikan efek jera. Untuk itu, menurut dia, hukuman yang berat harus diterapkan bagi para pelaku tindak pidana korupsi.
"Hingga saat ini hukuman kepada koruptor yang tidak membuat jera hanya memunculkan koruptor-koruptor baru," tandas Budi Gunawan.
Sebelumnya KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka atas kasus dugaan rekening mencurigakan. Budi Gunawan diduga terlibat kasus korupsi saat menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier pada Deputi SDM Polri periode 2003-2006.
Menanggapi penetapan tersebut, Budi Gunawan mengatakan dirinya akan mengikuti proses hukum yang ada. "Yang pasti (kasus) itu sudah dipertanggungjawabkan, ditindaklanjuti oleh Bareskrim. Kita ikuti proses (hukum) sajalah," ucap Budi Gunawan, Selasa 13 Januari kemarin. (Riz/Ans)
Tes Kapolri di DPR, Budi Gunawan Sarankan Koruptor Dihukum Berat
Menurut Budi Gunawan, upaya pemberantasan korupsi selama ini lebih kepada penangkapan para pelaku dibanding pencegahan.
diperbarui 14 Jan 2015, 16:46 WIBDiterbitkan 14 Jan 2015, 16:46 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kilas Balik, Ini 10 Potret Penampilan Megah Sherina Munaf di Pembukaan FFI 2024
3 Langkah Mudah saat Anda Marah dengan Pasangan, Nasihat Buya Yahya
Kenaikan UMP 2025 Jadi Angin Segar Pekerja, tapi Pupus Gara-Gara PPN 12%
Trailer Utama Squid Game 2 Dirilis, Permainan Mematikan yang Tiada Akhir
Telkomsel Kerahkan 15 Posko Monitoring Online dan Hyper AI untuk Kelancaran Pilkada 2024
Momen Prabowo Sapa Warga dan Gendong Anak-Anak Usai Nyoblos Pilkada Jawa Barat
Memahami Purchase Journal: Definisi, Fungsi, dan Implementasi dalam Akuntansi
Dharma Pongrekun Salurkan Hak Pilih di TPS 32 Lebak Bulus, Ngaku Baru Pertama Kali Nyoblos
KPU Jakarta Tegaskan Tak Lakukan Hitung Cepat Usai Pencoblosan Pilkada 2024 Hari Ini
VIDEO: Cawagub Ronal Surapradja Nyoblos di Kampung Halaman, Lakukan Ritual Sungkem dan Minta Doa Restu ke Orang Tua
Cara Menghilangkan Kutil Sampai Akarnya, Baca Lebih Lanjut
Cara Menghilangkan Mata Bintitan dalam Semalam, Efektif Dilakukan