Liputan6.com, Kotabaru - Sebagian masyarakat Kotabaru, Kalimantan Selatan, menghindari makan ikan laut setelah ditemukannya 3 jenazah korban pesawat Airasia QZ8501 oleh nelayan Pulau Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan.
"Siapa tahu, ikan yang kita makan ternyata sebelumnya makan jasad korban pesawat Airasia," kata seorang ibu rumah tangga di Kotabaru, Ummi Fitria, Sabtu (17/1/2015).
Untuk sementara ini, lanjut dia, keluarganya cukup makan sayur-mayur, tahu, tempe dan ikan air tawar dulu.
Hal yang sama juga dilakukan oleh sejumlah ibu rumah tangga di Hilir Kotabaru, mereka masih belum mau membeli ikan laut. Apalagi beredar isu di masyarakat jasad yang ditemukan nelayan Pulau Maradapan sudah tidak utuh lagi dan beberapa bagian hilang.
"Untuk sementara ini kami tidak tega makan ikan laut," kata Siti Azahra, warga setempat.
Sebaliknya, permintaan akan ikan air tawar beberapa hari ini melonjak drastis, terutama ikan nila, ikan patin, ikan lele, serta ikan gabus.
Siti Azahra mengaku harga ikan air tawar, seperti ikan nila beberapa hari ini naik dari biasanya. Dari Rp 35.000 hingga Rp 37.500 per kg naik menjadi Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per kg.
3 Jenazah korban Airasia yang ditemukan Sudirman, nelayan Pulau Maradapan, adalah jasad perempuan. Jenazah kedua berkelamin laki-laki. Terakhir jenazah bocah perempuan yang diperkirakan berumur 5 tahun di sekitar jembatan Pelabuhan Desa Maradapan.
Ketiga jenazah tersebut sekitar pukul 08.05 Wita pada Jumat kemarin diterbangkan ke Juanda, Surabaya, untuk proses identifikasi. (Ant/Ado/Sss)