Jasad Warga Malaysia Korban AirAsia Dikenali dari Kartu Kredit

Menurut Ketua Tim DVI Kombespol Dr Budiyono, body part atau bagian tubuh berlabel B 086 itu teridentifikasi melalui 2 metode yang matching.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 09 Feb 2015, 18:32 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2015, 18:32 WIB
Ilustrasi Pesawat AirAsia
Ilustrasi Pesawat AirAsia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Surabaya - Tim Disaster Victim Identification (DVI) berhasil mengidentifikasi satu bagian tubuh penumpang AirAsia QZ8501 atas nama Chung Huei Sii. Salah satu bagian jasad tersebut teridentifikasi melalui kartu kredit dalam dompet yang masih tersimpan di kantung celananya.

Menurut Ketua Tim DVI Kombes Pol Dr Budiyono, body part atau bagian tubuh berlabel B 086 itu teridentifikasi melalui metode primer berupa dental record atau odontologi korban yang matching dengan pemeriksaan odontologi yang dilakukan oleh tim post mortem DVI.

Selain itu, didukung dengan metode sekunder berupa properti identitas yang masih melekat di pakaian bagian bawah korban hingga saat ditemukan. Yakni berupa kartu kredit atas nama korban.

Diperkuat pula dengan temuan medis dan antropologi yang terdapat kecocokan antara jenis kelamin, usia, dan tinggi badan.

"Berdasarkan satu data primer dan dua data sekunder, maka tim DVI memutuskan bahwa jenazah atau body part dengan label B086 tidak terbantahkan atas nama Chung Huei Sii, laki-laki, usia 56 tahun, warga negara Malaysia," tutur Budiyono saat konferensi pers di posko Crisis Center Mapolda Jatim, Senin (9/2/2015).

Hingga hari ke-44 ini, total ada 101 jenazah dan body part termasuk jasad non human berupa monyet yang sudah tiba di RS Bhayangkara.

Sedangkan 74 dari 101 jenazah itu, dengan perincian 32 jenazah perempuan dan 42 laki-laki sudah berhasil teridentifikasi. 72 Di antaranya sudah diserahkan kepada pihak keluarga dan pihak AirAsia QZ8501 untuk disemayamkan.

Sementara jasad Chung Huei Sii belum diserahkan kepada keluarganya, dan masih dititipkan di container pendingin milik tim DVI.

"27 sisanya, masih dilakukan proses pendalaman oleh tim, karena proses rekonsiliasinya berlangsung sangat alot," tandas Budiyono. (Tnt/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya