Banjir Ancam Petani Banten Gagal Panen

Curah hujan tinggi membuat sulit untuk mencapai target pemerintah pusat sebesar satu juta ton gabah kering pada 2017 mendatang.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 11 Feb 2015, 09:40 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2015, 09:40 WIB
Ilustrasi hujan. (Istimewa)
Ilustrasi hujan. (Istimewa)

Liputan6.com, Serang - Curah hujan yang tinggi hingga akhir Februari nanti, mengancam hasil produksi padi di Provinsi Banten. Karena lahan pertanian terancam puso dan gagal panen akibat terendam banjir.

Kondisi tersebut membuat sulit untuk mencapai target pemerintah pusat sebesar 1 juta ton gabah kering pada 2017 mendatang.

"Cuaca bisa sangat berpengaruh pada produksi pangan apabila sangat ekstrem. Seperti curah hujan yang tinggi dan berkepanjangan seperti sekarang ini," Kata Kepala Dinas pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten, Eneng Nucahyati, (09/02/2015).

Terkait seberapa besar kemungkinan terjadinya puso, Eneng mengaku belum mempunyai perhitungan secara matang. Dirinya mengklaim meski lahan pertanian padi terendam banjir, tapi masih bisa diselamatkan tanamannya.

"Melalui petugas di lapangan dan kabupaten kota, terus memantau area persawahan yang terkena banjir dengan usia tanamnya. Apakah banjir menyebabkan gagal panen hingga puso, kami masih menunggu data itu," jelas dia.

Meski mengaku tak akan terjadi gagal panen atau puso, Eneng akan menyediakan bantuan benih padi sebanyak 22,5 ton dan obat tanaman.

"Kami masih ada benih nasional dan benih daerah. Kami juga menyediakan obat-obatan untuk hama dan penganggu tanaman. Petani bisa meminta bantuan melalui dinas kabupaten kota," tegas Eneng. (Tnt/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya