Liputan6.com, Jakarta - Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta menggelar sidang perdana perkara dugaan pemberian suap terkait pemberian rekomendasi tukar menukar kawasan hutan dengan terdakwa Kwee Cahyadi Kumala (KCK) alias Swie Teng.
Dalam sidang dengan agenda pembacaan surat dakwaan ini, Jaksa Penunutut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut, Cahyadi Kumala selaku Komisaris Utama PT Bukit Jonggol Asri bersama anak buahnya Yohan Yap menyuap Rachmat Yasin yang saat itu menjabat sebagai Bupati Bogor.
Nilai suap yang diberikan kepada Rachmat itu Rp 4,5 miliar dari Rp 5 miliar yang dijanjikan agar rekomendasi tukar-menukar kawasan hutan seluas 2.754 hektare yang merupakan syarat untuk pemanfaatan lahan 30 ribu hektare Kota Mandiri yang diajukan perusahaannya agar segera diterbitkan Pemerintah Kabupaten Bogor.
"Yang sebagian dari uang tersebut yakni sejumlah Rp 1,5 miliar melalui perantara penerima HM Zairin selaku Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yakni kepada Rachmat Yasin selaku Bupati Bogor," ujar jaksa Surya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (18/2/2015).
Jaksa kemudian mendakwa Swie Teng dengan Pasal 5 ayat 1 huruf a atau Pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.
Selain perkara suap ini, dalam kasus yang berawal dari operasi tangkap tangan KPK tersebut, Cahyadi Kumala juga didakwa dengan dugaan upaya merintangi proses penyidikan KPK.
Ia disebut berupaya menghilangkan barang bukti serta memengaruhi saksi di persidangan yang dianggap melanggar melanggar Pasal 21 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999.
"Dengan sengaja mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi," kata Jaksa.
"Dan merintangi penyidikan atas nama tersangka FX Yohan YAP alias Yohan dan kawan-kawan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprin.Dik-22/01/05/2014 tanggal 08 Mei 2014," lanjut dia
Diuraikan Jaksa, dalam upaya mempengaruhi saksi, sejumlah pihak dikumpulkan di beberapa tempat, salah satunya di Hotel Golden Boutique, Jakarta.
Atas dakwaan jaksa tadi, Cahyadi Kumala yang sudah mendekam di rutan KPK tersebut mengaku mengerti seluruh materi yang disampaikan jaksa. Dan melalui tim kuasa hukumnya, ia akan menyampaikan eksepsi pada sidang lanjutan yang dijadwalkan pada 25 Februari 2015. (Mvi/Yus)
Terdakwa Penyuap Bupati Bogor Disebut Halangi Penyidikan KPK
Dia disebut berupaya menghilangkan barang bukti serta memengaruhi saksi di persidangan.
diperbarui 18 Feb 2015, 12:46 WIBDiterbitkan 18 Feb 2015, 12:46 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ridwan Kamil ke Pramono: Gubernur Paling Brutal Penggusurannya Pak Ahok
Pernyataan Pamungkas Dharma-Kun di Debat Ketiga Pilgub Jakarta 2024
Tutup Debat Pilkada Jakarta 2024, Ridwan Kamil Siap Selalu Belajar dan Jadi Pemimpin Adil
Pramono Anung Satukan Ahokers dan Anak Abah Anies Demi Bangun Jakarta
Saling Bersahutan, Pramono Anung-Rano Karno Tutup Debat Pilkada Jakarta 2024
Ridwan Kamil: Pemimpin Itu Harus Adil, Bagus Dipertahankan yang Belum Dihadirkan
Polisi Ajak Warga Desa Lawan Golput saat Pilkada dan Jauhi Judi Online
Sindiran Pedas Ustadz Das'ad Latif tentang Memakmurkan Masjid, Megah tapi Sepi Jamaah
5 Sikap Penting untuk Mencegah Perselingkuhan dalam Hubungan Asmara
Debat Pilgub Jakarta, Dharma Tanggapi Pertanyaan RK soal Efektivitas Bendungan
Orang Kepercayaan Anies, Geisz Chalifah Hadir di Barisan Pendukung Pram-Rano di Debat Pilgub Jakarta
Pangeran George Diyakini Tak Boleh Terbang Bersama Pangeran William dan Kate Middleton Setahun Lagi