JK: Sikap PM Australia soal Eksekusi Mati Jadi Perhatian

JK menuturkan, penundaan eksekusi 2 napi Bali Nine oleh Kejaksaan Agung tidak ada kaitannya dengan sindiran dari Abbott.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 19 Feb 2015, 17:18 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2015, 17:18 WIB
`JK Jinak-jinak Merpati`
Jusuf Kalla (Dok. Liputan6.com/Abdul Aziz Prastowo)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Australia Tony Abbot mengungkit bantuan kepada Indonesia dan mengaitkannya dengan pembatalan eksekusi mati 2 warga negaranya yang termasuk dalam sindikat narkoba Bali Nine. Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menilai, pernyataan Abbot masuk dalam perhatian Indonesia.

"Tentu semua pandangan-pandangan di banyak pihak itu, semua menjadi bagian dari perhatian dan konsentrasi kita," ujar JK di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (19/2/2015).

JK menuturkan, penundaan eksekusi 2 napi Bali Nine oleh Kejaksaan Agung tidak ada kaitannya dengan pernyataan dari Abbott.

"Nggak ada. Tentu kita pikirkan banyak hal. Tapi tetap bagian hukum tetap jalan," kata JK.

Tony Abbott mengungkit bantuan kepada Indonesia saat bencana Tsunami 2004. Menurut dia, kebaikan bantuan ini harus diingat pemerintah Indonesia dengan membatalkan eksekusi mati 2 warga negaranya yang terkait jaringan narkoba.

"Jangan lupa beberapa waktu lalu ketika Indonesia dilanda tsunami, Australia mengirimkan bantuan $ 1 miliar, kami juga mengirimkan pasukan untuk bantuan kemanusiaan," kata Abbott seperti dikutip dari laman News.com.au, Rabu (18/2/2015).

"Beberapa warga Australia kehilangan nyawa saat membantu Indonesia. Saya ingin mengatakan ini kepada pemerintah dan rakyat Indonesia, kami selalu ada untuk menolong Anda, dan kami harap Anda akan membalasnya saat ini," imbuh dia.

Abbott juga mengingatkan, hubungan kedua negara ke depan akan rusak jika Indonesia tetap mengeksekusi 2 warga Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. (Mvi/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya