Permukiman Padat, Kendala Damkar Padamkan Api di Sawah Besar

Sebagian rumah di kawasan itu bukanlah rumah permanen atau terbuat dari kayu. Sehingga api mudah menjalar ke rumah lainnya.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 24 Feb 2015, 00:55 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2015, 00:55 WIB
Ilustrasi Kebakaran
Ilustrasi Kebakaran

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran sejak pukul 16.00 WIB yang melanda 13 RT di RW 01 Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, belum padam sepenuhnya. Api masih terlihat di beberapa rumah warga di RT 10 gang 5 dan gang 4.

Menurut Kasudin Damkar dan PB Jakarta Pusat Idris Gaharina, pihaknya memang menemui beberapa kendala dalam pemadaman. Salah satunya karena lokasinya berada di permukiman padat penduduk.

"Kendala kita itu pertama, ini padat hunian ya. Gangnya kecil sekali, petugas sama selang itu susah masuknya," kata Idris di lokasi kejadian, Senin (23/2/2015).

Tak hanya itu, sebagian rumah di kawasan itu bukanlah rumah permanen atau terbuat dari kayu. Sehingga mengakibatkan api mudah menjalar ke rumah lainnya.

"Rumah-rumahnya juga banyak tidak permanen, mudah terbakar. Kalau bangunan dari bata kan lama penjalarannya," imbuh dia.

Kendala selanjutnya, lanjut Idris, adalah kurangnya debit air untuk memadamkan api. Beberapa pompa hidran di sekitar area kebakaran tak bisa digunakan. Sebabnya, penutup hidran banyak yang hilang, sehingga tak dapat dibuka untuk digunakan mengalirkan air melalui selang.

"Debit air memang kurang. Sumber air kalinya dangkal. Sempat tersendat. Hidran bermasalah juga. Kepala hidrannya pada dicolongin. Dicopot. Mahal memang itu. Nah, kita kalau gitu nggak bisa. Kalau hidrannya lengkap kan supply air bisa cepet," ucap Idris.

Ia juga menambahkan, agar masyarakat cepat melaporkan kebakaran. Agar penanganan juga bisa segera dilakukan. Apalagi di permukiman seperti di Kelurahan Karanganyar ini.

"Kita sudah imbau masyarakat. Apabila lihat api, sebagian coba memadamkan, sebagian lagi lapor. Kalau padamkan dulu, telat melapor, ya beginilah akibatnya. Jam 4 nelpon. Kita sampai, sudah lautan api," tutur Idris. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya