Sarpin Effect Berlanjut, Sutan Bhatoegana Praperadilankan KPK

Tersangka kasus dugaan suap gratifikasi dalam penetapan APBN-P di Kementerian ESDM Tahun 2013, Sutan Bhatoegana ikut mempraperadilankan KPK.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Feb 2015, 13:08 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2015, 13:08 WIB
Tampang Sutan Bhatoegana Saat Ditahan KPK
Sutan merupakan tersangka kasus dugaan gratifikasi dalam penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Kementerian ESDM di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (2/2/2015). (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Efek dikabulkannya permohonan praperadilan Budi Gunawan oleh Hakim Sarpin membuat sejumlah tersangka korupsi mengambil langkah yang sama. Kali ini giliran tersangka kasus dugaan suap gratifikasi dalam penetapan APBN-P di Kementerian ESDM Tahun 2013, Sutan Bhatoegana yang mengajukan permohonan praperadilan.

Saat dikonfirmasi, kuasa hukum Sutan, Razman Arif membenarkan hal tersebut. "Iya benar kita akan ajukan praperadilan," ujar Razman melalui pesan singkat kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (26/2/2015).

Saat ditanya soal alasan mengajukan praperadilan, Razman menuturkan akan menjelaskan sore nanti. "Sore nanti pukul 18.00 WIB, kita akan adakan konferensi pers di D'Cost, Jalan Abdul Muis, Tanah Abang, Jakpus," jelas dia.

Di sisi lain, saat dikonfirmasi, Ketua Humas Pengadilan Jakarta selatan, Made Sutrisna masih belum memastikan adanya berkas permohonan praperadilan yang dilayangkan kuasa hukum Sutan.

"Belum ada yang masuk. Belum jelas," tutur Made singkat.

Dalam kasusnya, Sutan dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 dan Pasal 12 B UU Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Setelah Komjen Pol Budi Gunawan, tersangka dugaan korupsi penyelanggaran haji tahun 2010-2013 yang juga bekas Menteri Agama Suryadharma Ali mengajukan praperadilan. (Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya