SMPN 41: Kami Tak Pernah Ajukan Dana untuk UPS Seperti di APBD

Kepsek SMPN 41 Jakarta Afrisyaf Amir mengaku tak pernah membayangkan atau berandai-andai sekolahnya mendapat dana Rp 6 miliar.

oleh Audrey Santoso diperbarui 27 Feb 2015, 18:56 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2015, 18:56 WIB
ups
Uninterruptible power supply (UPS)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Sekolah SMP Negeri 41 DKI Jakarta Afrisyaf Amir menepis kabar  pihaknya mengajukan dana Rp 6 miliar untuk pengadaan uninterruptible power supply (UPS) di sekolah. Wacana itu tak pernah ia lontarkan, baik kepada Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Selatan maupun DPRD.

"Kami dari SMP 41 tidak pernah mengajukan dana UPS, apalagi sampai sebesar Rp 6 miliar. Kami belum berpikir sampai ke situ. Saya malah tidak tahu soal UPS itu," ujar Afrisyaf kepada Liputan6.com ketika ditemui di SMP Negeri 41 Jakarta, Ragunan, Jakarta Selatan.

Ia mengatakan, seandainya pihak sekolah memakai dana anggaran daerah, dana tersebut akan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur sekolah yang bersifat pemeliharaan.

"Paling yang saya ajukan hanya perbaikan hal-hal kecil, misalnya keramik lantai sekolah pecah dan cat tembok terkelupas. Itu pun dananya tidak banyak. Saya tak pernah membayangkan atau berandai-andai sekolah mendapat dana 6 miliar rupiah," jelas Afrisyaf di ruang kerjanya.

UPS adalah alat yang memiliki sistem penyimpanan listrik yang berfungsi untuk mencegah elektronik kehilangan daya saat aliran listrik dari pusat arus terputus.

Sebelumnya, Ahok mengungkapkan DPRD DKI Jakarta mengajukan dana Rp 6 miliar untuk pengadaan UPS di SMPN 41 Jakarta. Ahok mencurigai adanya permainan anggaran mengatasnamakan kepentingan salah satu infrastruktur pendidikan di Jakarta Selatan. Hal ini menjadi salah satu dana siluman yang dipaparkan Ahok. (Ado/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya