JK: Muhammadiyah dan NU Itu Ibarat Holding Company dan Franchise

Wapres Jusuf Kalla meminta Muhammadiyah dan NU terus mengedepankan serta mengajarkan Islam moderat.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 07 Mar 2015, 19:07 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2015, 19:07 WIB
jusuf kalla
Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Liputan6.com, Yogyakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla jadi pembicara utama dalam Seminar Nasional Pra Muktamar ke-47 Muhammadiyah bertemakan "Muhammadiyah, Civil Society, dan Negara‎" di Yogyakarta. Dalam kesempatan itu‎, JK menerangkan perbedaan 2 organisasi Islam, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

"Memang di Indonesia ini 2 organisasi yang berkembang itu NU dan Muhammadiyah. Cara tiap organisasi itu berbeda, tapi saya selalu pesan, jangan ubah caranya," kata JK di Yogyakarta, Sabtu (7/3/2015).

"Muhammadiyah itu holding company, sama seperti Astra itu. NU juga maju dengan cara franchise, cuma beda cara saja, seperti McD, pesantren itu yang punya kiai," tambah dia.

JK melanjutkan, Muhammadiyah lebih terstruktur dalam organisasi itu karena merupakan satu kesatuan. Bila ingin mengganti pimpinan bisa dilakukan dari pusat. Sedangkan d‎i NU, yang berhak melakukan pergantian adalah siapa yang berkuasa di pesantren tersebut.

"Kalau cara NU siapa yang bangun, dia yang punya. Lebih mudah. Tapi saya bilang jangan ubah. Holding company dan franchise kalau diatur dengan benar kan maju juga,‎" imbuh Wapres.

Ketua PMI itu juga meminta Muhammadiyah dan NU terus mengedepankan serta mengajarkan Islam moderat. Ia juga sedang berusaha agar Indonesia bisa menjadi pusat Islam.

"Jadi saya bilang mari buat pemikiran Islam besar, bisa nanti bicara ‎belajar Islam ke Jakarta, jangan ke Al-Azhar. Saya juga ajak teman Malaysia, Brunei, karena cuma kita 3 negara yang damai karena pemikirannya Islam moderat‎," tandas JK. (Ado)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya