Belum Bayaran, Siswi Berprestasi di Depok Pilih Berhenti Sekolah

Pihak sekolah bahkan menggunakan pengeras suara mengumumkan bahwa S dipanggil ke salah satu ruang lantaran belum bayar uang sekolah.

oleh Atem Allatif diperbarui 09 Mar 2015, 08:33 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2015, 08:33 WIB
120530bsiswa.jpg
Citizen6, Surabaya: Wanda Maharani Putri siswi SMK Farmasi Sekolah Kesehatan Angkatan Laut (Sekesal) Surabaya yang bernaung di bawah Kobangdikal, meraih rangking kedua SMK se-Surabaya dengan nilai Ujian Nasional (UN) 38,16. (Pengirim: Penkobangdikal)

Liputan6.com, Depok - Seorang siswi berprestasi kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yapan di Sawangan, Depok, Jawa Barat mengaku tak bisa melanjutkan cita-citanya.

Pelajar berinisial S ini mengaku sudah 3 pekan harus berhenti dari sekolah yang menjadi tempat dirinya menambah ilmu pendidikan. Ia tidak lagi ingin bersekolah lantaran merasa malu kepada teman-teman. Gadis itu juga merasa malu kepada guru yang selalu memberi pelajaran untuk dirinya.

Hal itu bukan tanpa sebab. Ia tidak mampu lagi membayar uang sekolah dan juga uang buku. Tidak hanya itu, tindakan dari pihak sekolah yang menggunakan pengeras suara mengumumkan bahwa S dipanggil ke salah satu ruang lantaran belum melakukan pembayaran sekolah kabarnya membuat seluruh siswa dan guru tahu dirinya menunggak bayaran sekolah dan juga buku.

"Saya telah berbicara pada salah seorang guru bahwa sudah tidak lagi mampu untuk membayar sekolah, sehingga saya ingin berhenti saja dari sekolah," ujar S, Minggu (8/3/2015).

Menurut S, sang guru sendiri memberikan jawaban sayang kalau harus berhenti sekolah. Sang guru juga akan menyampaikan permintaan siswi tersebut kepada kepala sekolah agar nanti nama S langsung dicoret.

"Saya juga merasa malu kepada teman-teman, saat itu speaker berbunyi dan memanggil saya untuk ke ruang administrasi untuk melunasi tunggakan," imbuh S.

S tergolong siswi yang berprestasi dalam pendidikan. Namun semenjak peristiwa yang dialaminya, kini S sudah tidak lagi ingin masuk ke sekolah tempat dirinya belajar.

Ia memang tergolong anak yang prihatin dengan kondisi ekonomi yang ada di lingkungan keluarganya. Terbukti saat masih bersekolah untuk mencari uang jajan sekolah, S bekerja sebagai antar-jemput anak sekolah TK. Tak hanya itu, S juga menerima jasa menyetrika pakaian warga guna mencari uang tambahan.

S kini hanya berdiam diri di rumah sambil mencari pekerjaan. Ibunda S sudah berpisah dengan suaminya. Sehingga sang ibu hanya bekerja serabutan untuk menghidupi keluarga.

Meski saat ini hanya di rumah sambil mencari kerja, S tidak munafik bahwa dirinya masih ingin bersekolah. Namun untuk bersekolah di tempat selama ini belajar, siswi berprestasi itu tidak lagi mau.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Kota Depok Tatik Wijayati mengatakan seharusnya S mengadukan hal ini terlebih dahulu ke kepala sekolah. Laporan itu kemudian akan dilanjutkan ke pihak Dinas Pendidikan Kota Depok.

"Jadi, jika memang tidak mampu, pasti kita bantu. Tapi tentu kita verifikasi terlebih dahulu, apakah ia benar-benar tidak mampu dan membutuhkan bantuan," ujar Tatik saat dikonfirmasi Liputan6.com.

Dia berharap S bisa kembali bersemangat sekolah dan mengejar cita-citanya. Untuk itu, S diharapkan segera melaporkan hal ini ke kepala sekolah. "Atau bisa juga datang ke kami (Dinas Pendidikan Depok) di Balaikota Depok," tandas Tatik Wijayati. (Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya