Buya Syafii: Kami Bicara Agak Sengit dengan JK Tapi Konstruktif

Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui Tim 9 bentukan Presiden Joko Widodo di kantornya, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 10 Mar 2015, 19:45 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2015, 19:45 WIB
Tim 9: Kami Bicara Sengit Dengan Wapres JK
Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui Tim 9 bentukan Presiden Joko Widodo di kantornya, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui Tim 9 bentukan Presiden Joko Widodo di kantornya, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat. Datang dengan jumlah personel tidak lengkap, Ketua Tim 9 Syafii Maarif mengatakan sempat terjadi perdebatan antara tim 9 dengan JK ‎terutama saat membahas upaya kriminalisasi yang dilakukan Kepolisian terhadap KPK dan para pendukungnya.

"‎Kita bicara tadi hampir 1,5 jam. Kadang-kadang agak sengit yah tetapi konstruktif sekali, jadi sangat bagus saya kira. Itu enaknya bicara dengan saudagar (JK)," ujar Syafii di Kantor Wapres, Selasa (10/3/2015).

Menurut Syafii, dalam pertemuan tersebut, Tim 9 dan JK sama-sama membahas mengenai penyelesaian kisruh KPK dan Polri. Mereka sepakat agar Polri dan KPK harus saling menghormati dan bersinergi dalam melakukan upaya penegakan hukum.

"Apa yang kita lihat sekarang ini, menghebohkan sebenarnya. Bisa gampang diselesaikan asal kedua badan ini, KPK dan polisi sama-sama mengerem diri dan menghormati masing-masing dan itu akan terjadi saya rasa ya. Kita jangan saling apalah, ini kan juga isu rekening gendut sudah meluas sekali," kata Syafii.

Di sisi lain, ia berharap agar isu kepemilikan rekening gendut itu segera dituntaskan dan diselesaikan melalui jalur hukum. Karena, menurutnya, pangkal dari persoalan kisruh KPK dan Polri tersebut berawal dari masalah rekening gendut yang melibatkan Komjen Pol Budi Gunawan.

"Itu kan nggak tahu kita yang sebenarnya, sampai di mana benarnya itu. Kan itu juga yang menyebabkan macam-macam penafsiran. Ini sudah negatif sekali. Tetapi polisi harus belajar, harus instrospeksi juga," kata dia.

Mantan Ketua PP Muhammadiyah ini pun kemudian mengutip ucapan mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid yang menyebut kalau hanya tiga polisi yang jujur di Indonesia. "Jangan seperti yang pernah dikatakan Gus Dur, di Indonesia ini polisi yang jujur hanya 3, yaitu patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng. Gitu yah. Jadi sudah meluas juga kasus ini," kata dia.

Walau terus mendesak Polri untuk menghentikan kriminalisasi, Buya Syafii juga meminta agar KPK melakukan introspeksi. Tidak ada yang kebal dan mendapatkan keistimewaan di mata hukum. Sebagai institusi hukum, KPK juga harus berbenah diri dan menjalankan tugas sesuai yang telah ditetapkan.

"KPK dan polisi semua harus instropeksi. Bangsa ini menurut saya sudah payah. Masing-masing, polisi juga harus berani memperbaiki diri, KPK juga diawasi juga. Inikan tegang suasana. Kemarin sudah, setelah BG tidak dilantik sudah agak tenang suasana. Komnas HAM juga mau disomasi dan segala macam. Ini saya rasa mungkin karena salah paham dan mungkin juga karena ndak terkendali," kata Syafii. (Tya)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya