Kisah Pantang Menyerah si Otot Lemah

Dokter menyatakan usianya tidak akan lebih dari 20 tahun, tapi Santoso ternyata bisa terus hidup hingga sekarang berkat perjuangannya.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Mar 2015, 15:27 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2015, 15:27 WIB
Pantang-Menyerah-150313
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Naik turun bus kota untuk mencapai salah satu pertokoan di Kota Yogyakarta. Sebagai penjahit, Santoso akan membeli kain. Santoso lahir normal, namun di usia 12 tahun baru diketahui ia terkena muscular dystrophy  atau kerusakan otot.

Awalnya Santoso merasakan sakit luar biasa pada persendian, ia hanya akan hidup sampai usia 20 tahun.  Waktu itu Santoso sempat terpuruk.Namun jiwa Santoso tak mudah dikalahkan. Sekarang usianya telah menginjak 31 tahun, 11 tahun lebih banyak daripada perkiraan medis.

Santoso terus berlatih, sedikit demi sedikit dia bisa mengendalikan gerakan anggota tubuhnya. Santoso bahkan belajar menjahit di sebuah yayasan, kemudian bisa bekerja pada sebuah butik. Lalu 2 tahun lalu Santoso membuka usaha jahit.

Hasil karya Santoso ternyata tidak kalah dengan karya penjahit-penjahit lain. Baginya tiap hari adalah perjuangan. Santoso berharap dan berdoa agar kesehatannya tidak memburuk.

"Terus berjuang, sampai bisa menuaikan ibadah haji di Tanah Suci," demikian moto Santoso.

Saksikan kisah perjuangan hidup Santoso melawan kerusakan otot atau muscular dystrophy dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (13/3/2015), di bawah ini. (Dan/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya