Serunya Festival Dolanan Anak Tradisional yang Mulai Ditinggalkan

Permainan tradisional kembali dimunculkan melalui festival dolanan anak agar karakter sosial anak terbentuk sejak kecil.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Mar 2015, 08:36 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2015, 08:36 WIB
Universitas Negeri Yogyakarta Siap Gelar Festival Dolanan Anak
Ilustrasi permainan tradisional

Liputan6.com, Bogor - Dengan wajah ceria puluhan anak yatim mengikuti 'festival dolanan anak' yang digelar di Balaikota Bogor, Jawa Barat. Satu per satu anak-anak tersebut mengikuti aneka permainan tradisional seperti lompat karet, bakiak, dan egrang batok kelapa.

Seperti ditayangngkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (16/3/2015), sebagaimana sebuah perlombaan, setiap peserta dibagi dalam beberapa kelompok yang bersaing untuk menjadi pemenang.

Anak-anak ini mengaku senang mengikuti festival permainan yang sudah jarang mereka mainkan ini. Penyelenggaraan festival dolanan ini memang bertujuan untuk melestarikan permainan tradisional, yang dinilai mampu membentuk karakter sosial anak. Selain itu permainan tradisional juga mampu menjaga kekompakan antar tim.

Perkembangan teknologi yang amat pesat saat ini membuat anak-anak kerap lebih memilih permaian berbasis elektronik. Padahal permainan tradisional yang aktif secara fisik menawarkan banyak keunggulan yang penting bagi kehidupan mereka di masa depan.

Festival dolanan anak juga digelar di lapangan Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Minggu 15 Maret kemarin. Permainan tradisional yang dimainkan di antaranya yoyo, gobak sodor, egrang, bakiak, dan congklak.

Saat memainkan yoyo secara massal, anak-anak terlihat masih kaku. Mereka sudah jarang bermain yoyo dan lebih sering memainkan game modern melalui komputer maupun gadget.

Selain itu, ada permainan gobak sodor. Gobak sodor dimainkan secara kelompok. Setiap anggota kelompok berusaha melewati hadangan kelompok lain agar lolos hingga melewati baris terakhir.

Permainan tradisional lain yang tak kalah seru adalah lomba balap egrang dan bakiak. Dalam lomba bakiak tak sedikit peserta yang ambruk karena tidak kompak saat melangkahkan kaki.

Permainan tradisional perlahan mulai ditinggalkan karena tergeser oleh perkembangan teknologi. Acara tersebut diselenggarakan untuk menjaga dan melestarikan permainan yang sudah turun temurun dari leluhur. (Nfs/Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya