Hari Air Sedunia, Warga Tolak Privatisasi Air di Jakarta

Dalam aksi itu itu pun mereka meminta Pemprov DKI Jakarta memutus kontrak kerja dengan 2 perusahaan pengelola air Ibukota, Palyja dan Aetra.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 22 Mar 2015, 10:29 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2015, 10:29 WIB
Air

Liputan6.com, Jakarta - Hari Air Sedunia atau World Water Day selalu diperingati pada 22 Maret setiap tahun. Pada 2015 ini, sejumlah warga menggelar peringatan Hari Air Sedunia di acara Car Free Day, bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (22/3/2015).

Dalam aksi itu itu pun mereka meminta Pemprov DKI Jakarta memutus kontrak kerja dengan 2 perusahaan pengelola air Ibukota, Palyja dan Aetra.

"Pada Selasa 24 Maret, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan memutus gugatan warga negara tolak privatisasi air Jakarta. Penguasaan air merupakan unsur penting dari kehidupan manusia dan menguasai hajat hidup orang banyak mutlak dikuasai negara," kata koordinator aksi dari Komunitas Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta, Muhammad Reza di lokasi, Jakarta.

"Ini bentuk manifestasi amanat Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945," imbuh dia.

Beberapa koalisi yang terlibat dalam peringatan Hari Air Sedunia adalah Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (Kruha), LBH Jakarta, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara). Juga Walhi, Koalisi Anti Uang, Solidaritas Perempuan, Front Perjuangan Pemuda Indonesia, Jaringan Rakyat Miskin Kota, dan ICW.

‎Aksi serupa juga dilakukan oleh Dompet Dhuafa Indonesia. Pada Hari Air Sedunia ini, mereka meminta agar masyarakat Jakarta lebih berhati-hati menggunakan air, karena jumlah air bersih makin terbatas. Seperti diungkapkan Staf Unit Program Semesta Hijau Dompet Dhuafa Aditya Sinugraha Pamungkas.

"Berangkat dari kepedulian kita mulai tahun 2010, kampanye ini terus dilakukan agar masyarakat lebih sadar kalau air bersih itu semakin terbatas. Air bersih cuma ada 1 persen di Jakarta," pungkas Aditya. (Ndy/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya