6 Fakta Tewasnya Mahasiswa UI di Danau Kenanga

Danau Kenanga di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat menjadi saksi bisu kematian pemuda cerdas, Akseyna Ahad Dori.

oleh Audrey SantosoAtem Allatif diperbarui 31 Mar 2015, 23:45 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2015, 23:45 WIB
Penemuan mayat di Kampus Universitas Indonesia
Penemuan mayat di Kampus Universitas Indonesia. (Liputan6.com/Atem Allatif)

Liputan6.com, Jakarta - Danau Kenanga di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat menjadi saksi bisu kematian pemuda cerdas, Akseyna Ahad Dori. Di antara tenangnya permukaan air danau, sosoknya yang telah terbujur kaku mengapung.

Akseyna merupakan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) jurusan Biologi angkatan 2013. Jaket hitam dengan logo UI dan celana panjang cokelat masih membungkus tubuh pria yang karib disapa Ace itu.

Tubuhnya pertama kali ditemukan oleh seorang mahasiswa, Rony pada 26 Maret 2015. Rony yang tengah berjalan di tepi danau curiga dengan adanya sesuatu yang mengambang di danau.

Setelah didekati, ternyata sosok yang dilihatnya benar jasad seorang pria yang separuh badan mengambang telentang.

Butuh waktu sebelum sosok yang dilihat Rony akhirnya teridentifikasi sebagai Akseyna. Dan hingga kini penyebab kematiannya belum diketahui.

Banyak pihak menduga, Akseyna dibunuh dengan cara ditenggelamkan ke danau UI. Tapi tak sedikit juga yang berasumsi, kematian Akseyna bukan karena dibunuh.

Namun begitu, satu per satu fakta mengenai Akseyna mulai terungkap. Berikut catatannya yang dihimpun Liputan6.com, Selasa (31/5/2015):

Selanjutnya: Batu...

Batu

Batu

Jasad Akseyna dievakuasi dari danau UI pada 26 Maret 2015 sekitar pukul 11.25 WIB. Setelah diangkat, sesuatu yang aneh ditemukan pada jenazahnya.

Kepolisian menemukan tas yang masih melekat pada tubuh Akseyna. Setelah dibuka, tas tersebut ternyata berisi batu. Seperti diungkapkan Kapolsek Beji, Depok, Jawa Barat Kompol I Gusti Ayu.

"Belum dipastikan korban pembunuhan, tapi dalam tas ditemukan batu konblok sebanyak 5 buah," tutur Gusti pada 26 Maret 2015 lalu.

Selanjutnya: Secarik Kertas...

Secarik Kertas

Secarik Kertas

Kamar nomor 208 di kos-kosan yang berada di kawasan Kukusan, RT 04/05, Beji, Depok, Jabar kini sepi. Senin 30 Maret 2015 malam, sejumlah anggota kepolisian Polresta Depok berpakaian preman sempat mendatangi kamar tersebut.

Di sanalah polisi dan ayah korban menemukan secarik kertas bertuliskan pesan terakhir Akseyna. Seperti diungkapkan penjaga kos bernama Edi.

"Saya juga terkejut setelah polisi dan ayah korban menemukan sepucuk surat dalam kamar yang ditempel korban," tutur Edi.

Dia mengungkapkan, surat yang tertempel di dinding kamar korban berbunyi, 'Jangan cari saya, saya pergi tidak akan kembali'.

Selanjutnya: 4 Hari Tak Pulang...

4 Hari Tak Pulang

4 Hari Tak Pulang

Sebelum ditemukan pada 26 Maret 2015 lalu, Akseyna ternyata sudah 4 hari tak pulang ke kosannya di wilayah Kukusan, Beji, Depok, Jabar.

Hal ini diungkapkan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul.

"Adik orangtua korban mendapatkan informasi dari Bapak pemilik kos bahwa korban tidak pulang selama 4 hari," kata Martinus.

Selanjutnya: Pendiam...

Pendiam

Pendiam

Warga di sekitar kos-kosan korban bernama Jikon mengatakan, Akseyna sudah lama tinggal di sana dan menempati kamar seorang diri. Sehari-harinya, Jikon mengenal Akseyna sebagai pemuda yang pendiam.

"Sangat pendiam," ucap Jikon.

Jikon juga mengungkapkan, sejumlah barang dari kamar korban dan beberapa mahasiswa teman mendiang Akseyna sempat dibawa anggota kepolisian yang tengah memeriksa kosan tersebut.

Sementara penjaga kos bernama Edi mengatakan, sering melihat almarhum. Biasanya, lanjut Edi, korban menyapa saat hendak berangkat ke kampus.

Begitu juga sepulang dari kampus, korban biasanya duduk untuk berbincang dan makan bersama mahasiswa lainnya.

Selanjutnya: Koran...

Koran

Koran

Identitas Akseyna akhirnya terungkap berkat pencarian ayah-ibu Akseyna yang mengaku kehilangan anak. 4 Hari setelah penemuan jenazah Akseyna di danau UI,mereka pada 30 Maret 2015 mendatangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, usai mendapat kabar di media, sepasang suami-istri itu langsung menelepon anaknya yang sedang menempuh pendidikan Strata I Biologi di UI. Namun putranya tak kunjung menjawab.

"Korban berhasil diidentifikasi, setalah orangtuanya membaca koran harian mengenai penemuan mayat," ungkap Martinus.

Untuk memastikan, keluarga Akseyna mendatangi Mapolres Depok untuk meminta berkas-berkas dan identitas mayat yang ditemukan. Namun kecurigaan belum terjawab. Polisi lalu membawa mereka ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, untuk memastikan identitas jenazah putranya.

"Dan setelah dilihat, ada kemiripan di bagian hidung dan bentuk wajah," tutur Martinus.

"Dipastikan korban adalah anaknya, setelah diyakinkan dengan barang yang dipakai korban seperti jaket, celana, kaos, payung, dan saputangan," imbuh Martinus.

Selanjutnya: Juara Olimpiade...

Juara Olimpiade

Juara Olimpiade

Sebelum meninggal dunia, alumnus SMAN 8 Yogyakarta itu sempat menumpahkan rasa kecewa kepada ibunya pada akhir Januari 2015 lalu. Saat itu perjuangannya meraih juara Olimpiade Biologi tingkat nasional kandas di tengah jalan.

"‎Korban merasa kecewa karena sudah menjadi juara regional Olimpiade Biologi, namun tidak diikutkan ke tingkat nasional‎," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul.

Akseyna memang pintar di bidang Biologi. Saat duduk di bangku SMA, dia menyabet trofi kemenangan dalam Olimpiade Sains Kabupaten Tingkat II Yogyakarta. Mendiang juga mewakili Yogyakarta dalam Olimpiade Sains Nasional di Manado, Sulawesi Utara pada 2011.

Prestasinya itu bahkan dimuat dalam situs resmi SMK Negeri 1 Kemusu Boyolali.

Tak ada yang menyangka, mahasiswa FMIPA jurusan biologi angkatan 2013 itu ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga UI pada Kamis 26 Maret lalu pukul 9.55 WIB. (Ndy/Ans)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya