Cegah Balas Dendam Teroris Poso, Polri Kerahkan 1.000 Personel

Polri masih menggelar Operasi Camar Maleo dengan kekuatan 1.000 personel yang bertugas menangkap teroris Poso dan memutus jaringannya.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Apr 2015, 05:51 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2015, 05:51 WIB
Teroris Poso
Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti menggelar konferensi pers terkait kelompok teroris Poso. (Liputan6.com/Dio Pratama)

Liputan6.com, Palu - Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komjen Pol Badrodin Haiti mengantisipasi aksi balas dendam dari simpatisan dan kelompok teroris. Terutama menyusul tewasnya 2 terduga teroris Poso dalam 2 hari terakhir.

"Kita meningkatkan pengamanan di tempat-tempat tertentu dan meminta masyarakat lebih berwaspada," kata Badrodin di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (4/4/2015) malam.

Untuk itu, imbuh Wakapolri Badrodin, Polri masih menggelar Operasi Camar Maleo dengan kekuatan 1.000 personel yang bertugas menangkap teroris dan memutus jaringannya.

Selama operasi sejak 26 Januari 2015, polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa senjata, bahan peledak, peluru, dan beberapa peralatan elektronik. Wakapolri juga mempertimbangkan akan memperpanjang Operasi Maleo mengingat kelompok teroris kian terdesak.

Pada Januari 2015, polisi menangkap 6 orang yang merupakan jaringan kelompok teroris di Kabupaten Poso. Akibat penangkapan itu, kawanan teroris yang bersembunyi di hutan membunuh 3 warga sipil.

Berdasarkan keterangan saksi, aksi pembunuhan didasari dendam atas tertangkapnya 6 orang sebelumnya. "Kita antisipasi itu dengan meminta masyarakat lebih waspada," ucap Badrodin.

Polisi pun terus mengejar kawanan teroris yang diduga masih berada di perbukitan di Kabupaten Parigi Moutong. Sepanjang 2014, Polri telah menangkap 24 terduga teroris di Sulawesi Tengah, sedangkan pada 2015 tertangkap 12 orang yang 2 di antaranya meninggal dunia.

Adapun kedatangan Wakapolri Badrodin Haiti ke Palu, untuk memberi semangat anggota Polri agar bertugas secara efektif. (Ant)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya