Liputan6.com, Jakarta Kepentingan 'penumpang gelap' kekuasaan menjadi sorotan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Siapa 'penumpang gelap' yang dimaksud Mega?
Politikus PDIP Maruarar Sirait menilai wajar Mega mengingatkan hal tersebut. Ini agar PDIP maupun pemerintahan Jokowi-JK berhati-hati terhadap 'penumpang gelap'.
"Itu sangat wajar. Setiap partai politik pasti ada yang berjuang, berkeringat, ada yang relawan yang tulus, dan selalu ada penumpang gelap. Selalu menyalip di tikungan. Itu peringatan, wajar Ibu Mega mengingatkan," ujar Maruarar di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur Bali, Kamis (9/4/2015).
Meski demikian, lanjut dia, harus ada identifikasi yang jelas terhadap mereka yang mencoba menjadi penumpang gelap. Jangan sampai ada yang salah persepsi.
"Yang penting bagaimana kita bisa melakukan identifikasi yang jelas. Jangan sampai orang yang bekerja keras itu disebut penumpang gelap. Jangan bilang yang tidak melakukan apa-apa, itu yang disebut berjuang," kata Maruarar.
Jadi siapa sebenarnya yang dianggap Mega sebagai penumpang gelap?
"Identifikasi sangat penting dalam proses, sehingga bisa menemukan akar masalah. Tentu sudah kita identifikasikan," kata Maruarar mengelak menyebutkan nama.
Penumpang Gelap
Mega saat berpidato dalam Kongres IV PDIP menyatakan berbagai dinamika pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden masih menyisakan banyak pekerjaan rumah. Pemilu secara langsung membawa konsekuensi pengerahan tim kampanye, relawan, dan berbagai kelompok kepentingan, dengan mobilisasi sumber daya.
Kesemuanya, menurut Mega, wajar ketika diabdikan untuk pemimpin terbaik bangsa. Namun praktik yang berlawanan kerap terjadi. Mobilisasi kekuatan tim kampanye sangatlah rentan ditumpangi kepentingan.
"Kepentingan yang menjadi 'penumpang gelap' untuk menguasai sumber daya alam bangsa. Kepentingan yang semula hadir dalam wajah kerakyatan, mendadak berubah menjadi hasrat kekuasaan. Inilah sisi gelap kekuasaan," ujar Mega.
Guna mencegah hal tersebut, Mega menyerukan agar Indonesia harus benar-benar tangguh dalam melakukan negosiasi kontrak migas dan tambang, yang sebentar lagi banyak yang akan berakhir.
"Kini saatnya, dengan kepemimpinan nasional yang baru, Kontrak Merah Putih ditegakkan. Demikian pula, Badan Usaha Milik Negara harus diperkuat, dan menjadi pilihan utama kebijakan politik ekonomi berdikari," demikian Mega. (Sss)
Mengidentifikasi 'Penumpang Gelap' dalam Pidato Mega
Kepentingan 'penumpang gelap' kekuasaan menjadi sorotan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Siapa 'penumpang gelap' yang dimaksud Mega?
diperbarui 09 Apr 2015, 14:42 WIBDiterbitkan 09 Apr 2015, 14:42 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 Energi & TambangShell Dikabarkan Tutup Seluruh SPBU di Indonesia, Kenapa?
5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ragam Acara Menarik di GJAW 2024 Buat Para Pecinta Otomotif
Miliarder Stanley Druckenmiller Jual Saham Nvidia, Alihkan Investasi ke Broadcom
Harga Cardano (ADA) Tembus USD 1 per Koin, Mampukah Menuju USD 10?
Sederet Emiten Siap Tebar Dividen pada 25-29 November 2024
Pantai Klayar Pacitan, Rekomendasi Wisata Pantai dengan Pesona Pasir Putih Memikat
5 KO Terbaik di ONE Friday Fights 88, Ada Terjangan Lutut sampai Tendangan Tinggi Mematikan
Sempat Unggul Dua Gol, Barcelona Ditahan Imbang Celta Vigo
3 Resep Praktis Mi Kangkung Belacan, Alternatif Mi Goreng Supaya Tak Bosan
24 November 1971: Pembajak Pesawat D.B. Cooper Curi Rp3 Miliar dan Terjun dari Ketinggian 3.000 Meter
Hasil Liga Italia Serie A AC Milan vs Juventus: Skor 0-0, Duel Rossoneri dan I Bianconeri Berakhir Tanpa Pemenang
5 Seruan Bumi kepada Umat Manusia, Pengingat sebelum Kematian di Akhir Zaman
Black Friday! Dapatkan Diskon hingga 70 Persen