Selama KAA, Jokowi Juga Akan Bertemu Para Pemimpin Negara Muslim

Dalam pertemuan bilateral, masing-masing kepala negara membahas berbagai bidang dengan Presiden Jokowi selama KAA.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 17 Apr 2015, 20:13 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2015, 20:13 WIB
Presiden Jokowi Pimpin  Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/4/2015). Agenda tersebut membahas RKP 2016 dan pengarahan kepada menteri kabinet kerja. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan melakukan 18 pertemuan bilateral dengan 18 kepala negara, selama peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA). Rencananya, semua pertemuan itu digelar di Jakarta.

"‎Seluruhnya ada 18 pertemuan bilateral, semuanya akan dilakukan di Jakarta," ujar Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (17/4/2015).

Luhut menjelaskan, dalam pertemuan bilateral, masing-masing kepala negara akan membahas berbagai bidang. Di antaranya bidang ekonomi, perdagangan, dan sosial. Termasuk membahas peningkatan hubungan kerja sama yang telah dijalin masing-masing negara.

"Agendanya, ada macam-macam, ada kepentingan beberapa negara tersebut yang ingin melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi," kata dia.

Pensiunan jenderal bintang tiga itu menyebutkan, kebanyakan kepala negara yang akan melakukan pertemuan bilateral berasal dari di Asia Tenggara dan Timur Tengah.

"Contohnya dari China, ada beberapa negara ASEAN dan beberapa negara dari Timur Tengah. Kemudian akan ada pertemuan Wapres dengan OKI. Beberapa negara OKI (Organisasi Konferensi Islam) yang hadir akan memberikan pesan bahwa negara Indonesia adalah Islam yang bersahabat," jelas Luhut.

Beberapa agenda yang dibahas dalam forum KAA, lanjut Luhut, juga akan dilanjutkan dalam pertemuan bilateral dengan beberapa kepala negara. Salah satunya adalah, terkait isu perdamaian dan peningkatan kerja sama dalam bidang ekonomi antar sesama negara Islam.

"Tadi sedang dirancang oleh Pak Wapres dan Pak Presiden. Kemungkinan akan ada beberapa negara yang tergabung dalam OKI. Dan saya kira itu ide brilian, karena Presiden ingin memberi pesan kuat pada negara-negara Islam bahwa Islam adalah agama yang bersahabat, tidak seperti di Timur Tengah," pungkas Luhut. (Rmn/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya