Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPD DKI Jakarta AM Fatwa menyindir politisi yang tak mau melepas jabatan struktural di perpolitikan Indonesia, meski sudah pernah jadi presiden serta ketua umum partai. Sepantasnya, politisi tersebut harusnya mundur, untuk regenerasi kepemimpinan.
"Kalau sudah jadi presiden dan sudah jadi ketua umum partai, itu harus keluar, memperluas jaringan partainya sendiri. Mantan Presiden AS Bill Clinton, dia jadi utusan presiden ke mana-mana," kata AM Fatwa, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
"Di negara kita malah merasa terhina, tapi di AS merasa bangga diutus oleh presiden yang juniornya," tambah dia.
Kemudian, AM Fatwa mencontohkan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pria yang akrab disapa SBY itu diusulkan kader Demokrat maju kembali sebagai ketua umum dalam Kongres III Partai Demokrat di Surabaya mendatang. Salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga mengatakan saat ini makin sedikit politisi yang lebih mementingkan masyarakat.
"Salah satu contoh itu SBY, beliau sudah presiden 2 periode, 10 tahun. Seseorang yang berpikir, bertindak, dan berjuang yang tidak lagi menurut kepentingan dirinya, tapi selalu dikaitkan kepentingan bangsa. Kita melihat pada contoh langsung pada tokoh pemimpin partai dulu. Sekarang bukan main bertumpuk politisi tapi minus negarawan," papar dia.
AM Fatwa melihat tren yang terjadi saat ini adalah mereka yang jadi donatur partai yang mampu jadi petinggi partai. Hal ini harus dihindari.
"Kita lihat dulu partai dibiayai oleh internal. Sekarang ini siapa mau jadi pemimpin partai, harus biayai partai. Artinya dia pemilik modal partai dan penguasa partai. Bagaimana bisa muncul rekrutmen sehat," tandas dia. (Han/Mut)
AM Fatwa: Sudah Jadi Presiden dan Ketum, SBY Jangan Maju Lagi
Salah satu pendiri PAN ini juga mengatakan saat ini makin sedikit politisi yang lebih mementingkan masyarakat.
diperbarui 23 Apr 2015, 15:46 WIBDiterbitkan 23 Apr 2015, 15:46 WIB
Anggota DPD DKI Jakarta AM Fatwa saat diskusi Bincang Senator dengan tema “Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi di Indonesia”, Jakarta, Minggu (15/3/2015). (Liputan6.com/Faisal R Syam)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Wall Street Melesat Sambut Akhir Pekan, Saham Teknologi Jadi Angin Segar
Syrian Observatory for Human Rights: 528.500 Orang Tewas Sejak Perang Saudara Melanda Suriah
Arti Mimpi Gigi Copot dalam Islam: Tafsir dan Makna Spiritual
2 Zodiak Ini Bakal Mendapatkan Hidup yang Gemilang di Tahun 2025
Kemenag Akan Selesaikan Sertifikasi Guru dengan PPG Sampai 2026
Desa Wisata Pulesari, Lengkap dengan Harga Paket Wisata Alam dan Budaya di Lereng Merapi
Top 3: Kriteria Pelanggan PLN yang Dapat Diskon Tarif Listrik 50%
Rusia Kembangkan Konsol Game Domestik, Strategi Capai Kemandirian Teknologi
Selama Libur Nataru, Okupansi Hotel Banyuwangi Capai 100 Persen
Manchester United Siap Tukar Marcus Rashford dengan Victor Osimhen
Rekomendasi Serial Anime Aksi Legendaris Paling Ditunggu Penggemar, Dragon Ball Daima Hingga One Piece Fishman Island Saga
Harga Emas Tergelincir dari Posisi Tertinggi Imbas Penguatan Dolar AS