Mengembara Keluar Hutan, 9 Orang Rimba Jambi Jadi Pengemis

Selama perjalanan melangun menuju Kota Jambi, Bejampung bersama kelompoknya makan dan minum dari hasil belas kasihan orang atau mengemis.

oleh Bangun Santoso diperbarui 23 Apr 2015, 23:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2015, 23:00 WIB
Orang Rimba
Orang Rimba atau Suku Anak Dalam. (kkiwarsi.wordpress.com)

Liputan6.com, Jambi - Kehidupan Orang Rimba Jambi atau yang karib disebut dengan Suku Anak Dalam di kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) makin memprihatinkan.

9 Orang Rimba Jambi mengemis di pinggir jalan. Mereka nampak 'menengadahkan tangannya' di jalur lintas Jambi-Palembang (Sumatra Selatan), Pal VI, Kotabaru, Kota Jambi.

Sudah 15 hari mereka melangun atau mengembara dengan berjalan kaki dari hutan yang berlokasi di antara Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Sarolangun. Mereka terpaksa melangun karena ada kerabatnya yang meninggal dunia.

"Kami melangun sampai kami lupa sama keluarga kami yang meninggal. Kami sudah 15 hari, tidak akan ke hutan sampai sebulan," ujar Bejampung, satu dari sembilan Orang Rimba Jambi di lokasi, Jambi, Kamis (23/4/2015).‎

Bejampung mengaku, ia bersama delapan warga rimba lainnya akan kembali melanjutkan pengembaraannya hingga ke Palembang, Sumatera Selatan.

"Kami lewat jalan ini, besok mau lanjut ke Palembang," ujar dia.

Selama perjalanan melangun menuju Kota Jambi, Bejampung bersama kelompoknya makan dan minum dari hasil belas kasihan orang atau mengemis. "Kadang ada yang kasih makanan, kadang ada yang kasih duit," tutur dia.

Kelaparan

Namun sebenarnya ada hal lain yang menyebabkan Bejampung dan kelompoknya pergi mengembara. Yakni karena sumber makanan dalam hutan makin berkurang.

"Semakin berkurang makanan di hutan karena sudah banyak sawit dimana-mana, cari makan di hutan susah," ungkap Bejampung.

Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) di Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi menjadi kawasan khusus yang paling banyak dihuni Orang Rimba Jambi. Populasi Orang Rimba di kawasan taman nasional itu diperkirakan mencapai 2 ribu orang.

Namun seiring maraknya pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI), khususnya perkebunan sawit di sekitar TNBD menyebabkan hutan semakin rusak dan terkikis. Akibatnya, sumber pangan bagi warga rimba semakin berkurang. (Ndy/Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya