Liputan6.com, Cilacap - Sejumlah pejabat meninggalkan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pasca-eksekusi hukuman mati terhadap 8 terpidana kasus narkoba.
Dari pantauan di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Rabu (29/4/2015) dini hari, sejumlah pejabat yang turun dari kapal kecil langsung menumpang 3 mobil berplat nomor H atau wilayah Semarang, meninggalkan tempat penyeberangan khusus Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan itu pada pukul 01.20 WIB.
Mereka dengan pengawalan mobil Patroli Pengawalan (Patwal) Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Cilacap. Selang beberapa menit kemudian, sejumlah mobil juga tampak keluar dari Dermaga Wijayapura dan meninggalkan tempat penyeberangan itu.
1 Mobil diplomat Australia juga tampak mendatangi Dermaga Wijayapura, guna menunggu rombongan Konsulat Jenderal Australia yang menghadiri pelaksanaan eksekusi hukuman mati di Pulau Nusakambangan.
Hingga pukul 05.40 WIB, area parkir Dermaga Wijayapura masih dipadati masyarakat yang ingin menyaksikan langsung situasi setelah eksekusi 8 terpidana mati. Mereka mengerumuni sejumlah kru stasiun televisi swasta nasional maupun luar negeri, yang sedang melakukan siaran langsung.
Eksekusi terhadap 8 terpidana mati kasus narkoba telah dilaksanakan di Lapangan Tembak Tunggal Panaluan, Pulau Nusakambangan, pada Rabu dini hari tadi, sekitar pukul 00.25 WIB.
8 Terpidana mati itu adalah duo Bali Nine yang juga warga Australia yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, warga Nigeria Raheem Agbaje Salami, WNI Zainal Abidin, warga Brasil Rodrigo Gularte, 2 warga Nigeria Okwudili Oyatanze dan Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa, serta warga Ghana Martin Anderson alias Belo.
Sedangkan eksekusi terhadap terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, ditunda pelaksanaannya. Diduga Mary Jane adalah korban human trafficking atau perdagangan manusia. (Ant/Rmn)
Sejumlah Pejabat Tinggalkan Nusakambangan Usai Eksekusi Mati
Hingga pukul 05.40 WIB, area parkir Dermaga Wijayapura masih dipadati masyarakat yang ingin menyaksikan langsung situasi eksekusi mati.
Diperbarui 29 Apr 2015, 05:12 WIBDiterbitkan 29 Apr 2015, 05:12 WIB
Brintha, adik terpidana mati asal Australia Myuran Sukumaran, tampak menangis histeris saat melakukan kunjungan ke Nusakambangan melalui dermaga penyeberangan Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (28/4/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Puncak Arus Mudik Lebaran di Gambir dan Pasar Senen Diprediksi Terjadi 28-29 Maret 2025
5 Cara Menurunkan Berat Badan dengan Kunyit dan Lada
Misalin, Rangkaian Tradisi Jelang Ramadan di Kabupaten Ciamis
Bolehkah Ibadah karena Niat Ingin Kaya? Begini Pandangan Buya Yahya
Apa Boleh Niat Puasa Ramadhan Dibaca Siang Hari?
Serba-serbi Suku Togutil di Halmahera, dari Suku Primitif hingga Tradisi Unik Pemakaman Jenazah
2 Mahasiswa UMTS Diduga Gelapkan Uang Kuliah Rekan-rekannya, Kerugian Kampus Rp1,2 Miliar
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Minggu 23 Februari 2025
Wamendagri: Retret di Magelang Memperkuat Sinergi Antarkepala Daerah
Damkar Sigap Bantu Kiky Saputri Lepaskan Cincin Jelang Melahirkan Anak Pertama
Perbedaan Waktu Imsak dan Subuh, Berikut yang Harus Diikuti untuk Mengetahui Batas Waktu Sahur
Sudah Sholat Tarawih dan Witir, Apakah Boleh Sholat Tahajud? Begini Penjelasan UAH