JK: Reshuffle Kabinet Tentu pada Waktunya Apabila...

"Ya karena banyak perlu peningkatan kinerja, tentu dibutuhkan orang-orang yang sesuai dengan kemampuannya,"‎ ucap JK.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 04 Mei 2015, 12:46 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2015, 12:46 WIB
Jusuf Kalla atau JK
Jusuf Kalla atau JK

Liputan6.com, Jakarta ‎Isu reshuffle kabinet menguat. Wakil Presiden Jusuf Kalla membenarkan akan ada pergantian posisi menteri, tapi tidak menjelaskan kapan waktunya.

"Ya tentu (reshuffle) dalam waktu ke depan ini lah," kata pria yang akrab disapa JK ini di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (4/5/2015).

"Belum kita bicarakan waktunya. Tetapi ya saya kira, tentu pada waktunya apabila dipandang perlu," tambah dia.

JK menyampaikan ‎ada beberapa menteri yang kinerjanya jauh dari yang diharapkan, sehingga reshuffle perlu dilakukan. Nantinya akan diisi kandidat yang benar-benar memiliki kemampuan di bidangnya.

"Ya karena banyak perlu peningkatan kinerja, tentu dibutuhkan orang-orang yang sesuai dengan kemampuannya,"‎ ucap JK.

Mantan Ketua Umum Golkar itu bungkam ketika ditanya menteri di bidang apa yang akan diganti. ‎Jumlah menteri yang akan diganti pun enggan diberitahu.

Informasi yang didapat Liputan6.com, kabar reshuffle akan dilakukan sekitar 3 bulan mendatang atau menunggu Lebaran. Ada beberapa menteri yang diisuka‎n diganti, antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdjianto, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.

Anggota DPR Bambang Soesatyo menilai tim ekonomi Kabinet Kerja tidak sensitif tentang harga kebutuhan pokok masyaratat yang terus naik. "Akibatnya, popularitas pemerintahan sekarang anjlok. Maka reshuffle kabinet yang sudah diagendakan Presiden Joko Widodo sebaiknya dipercepat dengan merombak tim ekonomi kabinet," kata Bambang di Jakarta, Minggu 3 Mei lalu.

Para menteri ekonomi di Kabinet Kerja, menurut Bambang, tampaknya tidak mampu menyesuaikan ritme kerja setelah Jokowi mengubah kebijakan subsidi energi. "Dampaknya sangat luas dan strategis, karena menyentuh harga kebutuhan pokok dan tarif jasa angkutan. Harga kebutuhan pokok dan tarif angkutan bisa turun-naik kapan saja," ujar Bambang. (Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya