Liputan6.com, Jakarta - Ratusan mahasiswa Universitas Trisaksi melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka. Mereka melakukan aksi unjuk rasa memperingati 17 tahun tragedi 12 Mei 1998.
"Mari teruskan perjuangan abang-abang kita tahun 98 kawan-kawan, perjuangan kita belum berhenti, kawan-kawan," ujar salah satu orator dalam orasi lewat pengeras suara di lokasi unjuk rasa, depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Perjuangan yang dimaksud, adalah tewasnya 4 mahasiswa Trisaksi dalam aksi unjuk rasa besar-besaran pada 12 Mei 1998. Unjuk rasa mendesak Presiden Soeharto turun dari jabatannya setelah 32 tahun berkuasa. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.
Aksi unjuk rasa ini juga ditujukan kepada pemerintah. Mereka menuntut pemerintah mengungkap otak terhadap peristiwa 98 yang menewaskan 4 mahasiswa tersebut.
‎"12 Mei, tuntaskan, 12 Mei tuntaskan. 17 tahun reformasi sudah bergulir. Pemerintah berkewajiban menuntaskan 12 Mei," ujar orator tersebut.
Dalam aksi ini, selain membawa sejumlah bendera, poster, mereka juga membawa spanduk. Salah satu spanduk bertuliskan "17 Tahun 12 Mei 98". Selain itu mereka juga membawa replika 3 keranda ber‎warna hitam dengan tulisan berwarna hitam. Tulisan itu bertuliskan "Hak Asasi Manusia", Korupsi-Kolusi", dan "Matinya Keadilan".
Di samping aksi unjuk rasa dengan orasi, belasan mahasiswi juga melakukan aksi pemberian bunga mawar kepada sejumlah pengendara motor. Aksi ini pun mendapat respon positif dari pengendara."
"Ini bagus, bunga ini kan simbol untuk mengenang tragedi 98 yang menelan korban jiwa dari mahasiswa. Perjuangan mahasiswa itu punya arti penting buat masyarakat," kata Ronal Steven yang bahkan sempat meminggirkan ‎ kendaraannya hanya untuk melihat aksi peringatan tragedi 98 Trisakti ini.
‎Adapun, aksi ini mendapat pengawalan dan penjagaan ketat dari pihak Kepolisian. Di sebarang lokasi aksi, tepatnya dekat pagar Istana Merdeka, disiagakan 1 unit kendaraan Barracuda. (Mvi/Mut)