Menlu Retno: Dubes Burhan Sudah Seperti Kakak Saya Sendiri

Kepergian Duta Besar RI untuk Pakistan Burhan Muhammad begitu memukul batin Menlu Retno.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 20 Mei 2015, 01:04 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2015, 01:04 WIB
Dubes Burhan
Kemlu menggelar upacara penghormatan terhadap jenazah Dubes RI untuk Pakistan Burhan Muhammad di Gedung Pancasila, Kantor Kemlu, Jakarta Pusat, Selasa (19/5/2015) malam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi tidak bisa menyembunyikan kesedihan. Rona mata Menlu perempuan pertama di Indonesia menunjukkan bahwa kepergian Duta Besar RI untuk Pakistan Burhan Muhammad begitu memukulnya.

Hubungan Retno dan Burhan ternyata bukan cuma terjalin karena pekerjaan. Lebih dari itu, mantan Dubes RI untuk Belanda tersebut memandang mendiang sebagai saudaranya.

"Saya dengan Mas Burhan, beliau sudah seperti kakakku sendiri," tutur Retno di Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa (19/5/2015).

Retno mengatakan, dia mengenal Burhan sudah sejak lama. Bahkan sebelum Retno bergabung di Kemlu dan Burhan di Badan Intelijen Negara atau BIN.

"Beliau seniorku di universitas, beliau saat bekerja di BIN kita sering tandem dalam bekerja pada saat dia deputi (Deputi Luar Negeri Kepala BIN), saya jadi Dirjen Amerop (Kemlu) banyak hal yang kita komunikasikan dan selesaikan," jelas Menteri Retno.

"Sampai saya menjadi menteri, beliau kalau ada orang panggil saya Bu Menlu. (Namun) begitu, saya adalah Retno dan beliau adalah mas saya," imbuh Retno.

Karena itu saat menerima jenazah Dubes Burhan, dia mengatakan peristiwa itu begitu menyayat hatinya.

"Jadi buat saya ini adalah kehilangan sangat besar," ucap Retno.

"May your rest in peace ambassador, selamat jalan Mas Burhan," lirih Menteri Retno.

Dubes Burhan mengembuskan napas terakhir setelah sempat menjalani beberapa kali operasi akibat luka bakar yang serius. Pria kelahiran Yogyakarta ini menjadi salah satu korban kecelakaan helikopter di wilayah Gilgit, Pakistan, pada Jumat 8 Mei 2015. Moda udara itu terjatuh akibat masalah teknis pada mesin. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya