Takut Ditelantarkan, Calon Jemaah Umrah Desak Uang Dikembalikan

Karena keberangkatannya sempat telat 2 bulan, Hasan mengaku sebelumnya sempat menanyakan kejanggalan tersebut ke pengurus JBMI.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 21 Mei 2015, 08:42 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2015, 08:42 WIB
Ribuan umat muslim melakukan Tawaf saat melaksanakan Ibadah Umrah di Masjidil Haram, Mekkah, Jumat (15/10) dini hari. Menjelang pelaksanaan Ibadah Haji, jutaan umat muslim mulai berdatangan.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Khawatir nasibnya akan serupa dengan 49 jemaah umrah yang telantar di Jeddah, Arab Saudi karena adanya masalah antara biro perjalanan Jaya Mandiri Bersama Indonesia (JMBI) dengan hotel tempat para jemaah menginap, seorang calon jemaah umrah mencoba mendatangi kantor JMBI untuk meminta kembali uang yang telah disetorkan.

Hasan Basri (79) mengaku jauh-jauh datang dari Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur dengan mengendarai sepeda motor untuk meminta pihak JMBI untuk mengembalikan uang biaya umrah.

"Saya mau uangnya dikembalikan saja. Saya sudah bayar kontan Rp 12 juta pada bulan April 2014 dan dijanjikan berangkat Februari 2015. Tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan. Apalagi ada masalah jamaah yang tertahan di Jeddah kemarin," tutur dia di kantor JMBI di Perumahan Taman Mahkota, Jalan Husein Sastranegara, Kota Tangerang, Rabu (20/5/2015).

Hasan menjelaskan, dia didaftarkan berangkat umrah di biro perjalanan tersebut oleh anaknya. Dia pun perasa tidak curiga dengan tarif Rp 12 juta per orang, karena pada Oktober 2014 pihak JMBI sudah memberikan peralatan umrah, paspor dan melakukan manasik serta cek kesehatan.

"Saya sudah dapat koper, pakaian, buku manasik dan persiapan lainnya. Saya pikir akan beneran berangkat," kata dia.

Karena keberangkatannya sempat telat 2 bulan, Hasan mengaku sebelumnya sempat menanyakan kejanggalan tersebut ke pengurus JMBI. Namun, jawaban yang diterimanya selalu sama yakni tengah dalam pengurusan visa.

"Beberapa minggu kemudian ketika dihubungi kembali malah tidak menjawab," ketus dia.

"Saya ingin pihak travel bertanggung jawab. Kalau bulan puasa berangkat biayanya tinggi, kalau bulan Syawal di Saudi sudah tidak terima turis, lalu kalau tahun depan kelamaan. Jadi mau tarik uang saja," pungkas Hasan. (Ado)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya