Hebat, Warga Jakarta Kurang Mampu Akan Punya 'Dokter Pribadi'

Meski disebut dokter pribadi, dia bertugas memberi layanan medis kepada 1.250 orang warga Jakarta di daerah binaan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 25 Mei 2015, 07:48 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2015, 07:48 WIB
Ahok Jadi Saksi Penandatangan Kontrak MRT
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Jakarta bakal memiliki 'dokter pribadi' yang disediakan Pemprov DKI Jakarta. Meski disebut dokter pribadi, dia bertugas memberi layanan medis kepada 1.250 orang. Hal itu ditegaskan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Kamu seolah-olah punya dokter pribadi, enggak bayar. Jadi kalau kamu sakit, pusing, mual kamu tanyanya ke dia. Jadi untuk 1.250 jiwa di Jakarta, ada satu dokter," kata Ahok di Rusun Pinus Elok Blok A, Jakarta Timur, Minggu (24/5/2015).

Dengan begitu, lanjut Ahok, warga yang sakit bisa cepat terdeteksi dan diberi penanganan. Bukan hanya itu, dokter tersebutlah yang akan mengunjungi rumah warga yang sakit. Ini merupakan wujud dari gerakan Ketok Pintu Layani dengan Hati yang digagas Kementerian Kesehatan.

"Jadi bener-bener konsep luar negeri kita terapkan. Jadi orang tidak mampu pun di Jakarta merasa punya dokter pribadi. Kamu bisa telepon dia (dokter), 'dok aku mual-mual nih'. Dokter kasih tahu kamu jangan minum-minum bir melulu, ngerokok mulu," ungkap dia.

"Dokter juga kasih peringatan, kalau terus bandel kita coret. Ini di seluruh Jakarta. Kecuali orang kaya yang punya asuransi swasta dia enggak butuh," imbuh Ahok.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedi menjelaskan, program ini sebagai upaya pencegahan serta peningkatan kesehatan oleh Pemprov DKI. Ada 160 dokter umum yang disediakan Dinkes untuk menangani 200.000 penduduk Jakarta di 5 wilayah. Gerakan ini dimulai Mei hingga Oktober 2015.

"Nanti sistemnya daerah binaan. Per 1.250 itu nanti 1 dokter, perawat, bidan. Biar kita gampang ngontrolnya. Pembinaannya di bawah puskesmas. Masyarakat bisa mengadukan jika ada keluhan. Dokternya kasih nomor handphone," jelas Koesmedi.

Sebagai langkah awal, petugas Dinkes DKI bersama kader juru pemantau jentik (jumantik) dan kader PKK mengetuk pintuk rumah warga untuk mengetahui pemasalahan mereka. Kemudian mendatanya.

Data yang berhubungan dengan masalah kesehatan akan diserahkan kepada dokter dan perawat yang bertanggung jawab di daerah binaan tersebut.

"Kalau penyakit sudah ditemukan, dilanjutkan dengan pendampingan medis untuk pengobatan," pungkasnya. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya