Pascapenyerangan di Abepura, Ratusan Warga Masih Mengungsi

SD Inpres 03 Organda dan SMP Negeri 13 Emereuw diliburkan pascapenyerangan Perumahan Organda, Abepura, oleh massa.

oleh Katharina Janur diperbarui 09 Jun 2015, 16:02 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2015, 16:02 WIB
Ilustrasi Massa Anarkis
SD Inpres 03 Organda dan SMP Negeri 13 Emereuw diliburkan pascapenyerangan Perumahan Organda, Abepura, oleh massa.

Liputan6.com, Jayapura - Sehari usai penyerangan massa, ratusan warga di tiga RT Perumahan Organda yang terletak di Kelurahan Abepura, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua masih mengungsi. Sehari sebelumnya, lebih dari 50 warga yang bermukim di perbukitan menyerang Perumahan Organda.

Warga yang mengungsi kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak. Ratusan warga ini mengungsi di rumah kerabatnya terdekat. Salah satu warga Organda, Ani Dayanti mengatakan sejak sore kemarin dia dan empat anaknya sudah mengungsi di rumah keluarga terdekat.

Namun pagi tadi, ia harus kembali ke rumah dan menyiapkan seragam sekolah dan perlengkapannya bagi empat anaknya tersebut.

"Pakaian yang dibawa kan seadanya saja. Tadi pagi anak-anak dan saya kembali lagi ke rumah untuk siap-siap sekolah. Saya berharap masalah ini cepat selesai dan kami bisa kembali hidup normal lagi," ujar dia ketika ditemui di Perumahan Organda, Selasa (9/6/2015).

Tak hanya itu, beberapa keluarga di Perumahan Organda bahkan memutuskan meliburkan anaknya dari sekolah untuk sementara waktu. "Saya terpaksa meliburkan anak-anak. Biarkan anak-anak di rumah keluarga dulu. Saat ini hanya saya dan dua adik laki-laki yang menjaga rumah kami," ucap Feri, warga Organda lainnya.

Feri menjelaskan, pascapenyerangan pemukiman Organda, kaum laki-laki pada umumnya masih berjaga-jaga di lokasi kejadian. Terutama mengantisipasi penyerangan susulan.

"Walaupun ada anggota TNI/Polri yang ikut berjaga, namun kami juga ikut membantu mereka dengan bersenjata tradisional dan alat tajam lainnya. Kami tak mau lagi ada korban lainnya dari warga di sini. Mereka harus diusir dari lokasi sekitar permukiman ini," beber dia.

Dandim 1701/Jayapura, Letkol Inf Yoyok Pranoyo mengungkapkan anggotanya siap untuk mem-back up agar tidak terjadi permasalahan lebih panjang lagi, supaya tidak saling serang lagi. Ada tiga titik di lokasi kejadian yang dijaga pascapenyerangan kelompok warga tersebut.

"Harapan kami, masyarakat yang melakukan penyerangan dan pembacokan segera menyerahkan diri. Saat ini situasi lokasi kejadian kondusif," ujar Yoyok.

>>Sekolah Libur>>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sekolah Libur

Sekolah Libur

Dua sekolah di Perumahan Organda, Abepura, Kota Jayapura, Papua, yakni SD Inpres 03 Organda dan SMP Negeri 13 Emereuw diliburkan pascapenyerangan kompleks tersebut oleh sekitar 50 orang, kemarin. Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, I Wayan Mudyasa mengatakan sekolah satu atap itu sengaja diliburkan karena faktor situasional pascapenyerangan.

"Benar sekolah ini diliburkan selama satu hari saja. Ini kebijakan dinas akibat situasi. Besok aktivitas belajar-mengajar kembali berjalan normal," ucap dia di Jayapura, Papua, Selasa (9/6/2015).

Mudyasa menjelaskan, hari ini pihaknya langsung meninjau sekolah yang berada di lokasi permukiman yang diserang. Terutama melihat situasi keamanan untuk keberlangsungan kegiatan belajar-mengajar.

"Tidak ada kerusakan bangunan di sekolah dan kami harap situasi semakin kondusif," ujar dia.

Salah satu murid di SMP Negeri 13 Emereuw, Yohanes mengatakan, ia bersama teman-teman lainnya masih takut untuk ke sekolah. Salah satu alasan karena sekolah mereka dekat dengan permukiman warga yang rumahnya dibakar.

"Keluarga saya masih mengungsi, tidak tahu jika besok harus kembali ke sekolah. Padahal kami juga sedang melaksanakan ujian. Ya, kalau teman-teman dan ibu guru ada di sekolah, saya juga sekolah tapi kalau tidak ada orang di sekolah, saya juga ikut tidak pergi sekolah," tutur siswa kelas 8 itu.

Sehari sebelumnya sekitar pukul 15.00 WIT, warga Perumahan Organda mengamuk dan membakar 9 rumah yang terletak di atas perbukitan dekat kompleks mereka.

Aksi bakar ini imbas dari penikaman yang diduga dilakukan sekelompok warga yang bermukim di atas perbukitan terhadap ketua RT 02/04 Perumahan Organda Fredrik Lasamahu hingga tewas di dalam rumahnya.

Tak hanya itu, sekelompok orang ini juga menikam hingga tewas Simon Teluke yang saat itu hendak menolong ketua RT-nya.

Akibat kejadian itu, lebih dari 20-an rumah di Perumahan Organda, Abepura, juga dirusak oleh sekelompok orang dengan benda tajam dan lemparan batu yang mengakibatkan pintu dan kaca jendela rusak. Kemudian lebih dari 8 sepeda motor dan hewan ternak turut dibakar. (Ans/Mut)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya