Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencari calon pemimpin baru untuk periode 2015-2019. Sejak Jumat 5 Juni 2015, Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan KPK telah membuka pendaftaran secara terbuka bagi figur yang dianggap berkompeten dan punya komitmen dalam memberantas korupsi.
Terkait hal itu, putri mantan Presiden Soeharto, Siti Hediati Hariyadi ‎berharap ada perwakilan perempuan di antara 5 pimpinan KPK jilid IV. Keberadaan perempuan ini dinilai bisa saling melengkapi kekurangan dan menjadikan lembaga antirasuah itu lebih komplit.
"Mudah-mudahan pimpinan KPK nanti ada perempuannya ya. Kan sekarang baru penyeleksinya (Pansel). Nanti ke depan mudah-mudahan salah satu (pimpinan KPK) ada dari perempuan," ujar perempuan yang akrab disapa Titiek Soeharto itu disela-sela peringatan HUT Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) di Jakarta, Rabu 10 Juni 2015.
‎Namun, dia berharap calon pimpinan lembaga antikorupsi itu tidak berasal dari partai politik. Siapa pun nanti yang memimpin, lanjutnya, harus bisa bersikap independen, tidak bisa diintervensi, berkomitmen memberantas korupsi dan bekerja sesuai aturan hukum yang berlaku.
"Saya rasa mending jauh dari partai-partai politik ya. Mending independen, agar tidak dipolitisasi," tandas Titiek.
Sebelumnya, Pansel Capim KPK mendorong kaum perempuan di Indonesia yang punya kompetensi serta ada kemauan mencegah dan memberantas korupsi untuk mendaftar menjadi calon pimpinan KPK.
Kehadiran perempuan sebagai pimpinan KPK kelak diharap bisa menunjukkan kemajuan serta memberi kesempatan perempuan berjuang melawan korupsi. Selain itu, keberagaman gender di tingkat pimpinan KPK diharap bisa saling melengkapi satu sama lain.
"KPK yang beragam akan sangat bagus dari segi keahliannya. Beragam segi gender ini diharapkan bisa saling melengkapi," terang Juru Bicara Pansel Capim KPK, Betti Alisjahbana. (Bob/Ado)
Energi & Tambang