Pembagian Rapor di Sekolah, Bocah Angeline Naik Kelas

Menurut Sri, setiap ditanyakan keadaan Angeline di rumah, ibu angkatnya selalu menjawab semua dilakukan agar Angeline bisa mandiri.

oleh Dewi Divianta diperbarui 12 Jun 2015, 11:59 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2015, 11:59 WIB
Sekolah Angeline, SDN 12 Sanur, Bali.
Sekolah Angeline, SDN 12 Sanur, Bali. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Angeline sudah tiada. Yang tersisa hanya cerita sedih tentang jalan hidup yang harus dijalani bocah cantik kelahiran 19 Mei 2007 itu. Di tengah-tengah duka yang masih menyelimuti Tanah Air, Bali khususnya, ternyata masih ada setitik senyum untuk Angeline.

Bocah yang hilang pada 16 Mei 2015 dan kemudian ditemukan tewas terbunuh pada 10 Juni 2015, naik kelas ke kelas 3. Hal ini diketahui setelah hari ini, Jumat (12/6/2015), Wali Kelas Angeline di SDN 12 Sanur Bali, Putu Sri Wijayanti, membagikan rapor ke anak muridnya.

Sri mengatakan, nilai Angeline lumayan bagus dan memenuhi syarat untuk melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi. Namun sangat disayangkan, Angeline sudah tidak akan pernah bersekolah lagi. "Nilai Angeline bagus. Angeline juga naik kelas," kata Sri saat ditemui Liputan6.com di kantornya di Sanur.

Pembagian Raport, Angeline Naik Kelas

Sri mengaku, dalam nilai akademik, Angeline memang tidak menonjol. Bahkan dia sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Pernah ibu angkatnya, Margriet Megawe, menjemput Angeline dan meminta izin absen pelajaran.

Sri pun memanfaatkan momen itu untuk bertanya kepada Margriet tentang perkembangan Angeline di rumah. Namun, kata Sri, Margriet menjawab apa yang dilakukannya adalah bagian dari mengajarkan Angeline, agar nanti setelah dia meninggal Angeline bisa menjadi sosok mandiri.

"Saya hanya mengajarkan Angeline agar mandiri. Saya ini sudah tua. Biar kalau saya mati, Angeline bisa benar-benar hidup tanpa menyusahkan orang lain," ujar Sri menirukan Margriet.

Dua hari setelah Angeline dinyatakan hilang, Sri mendatangi rumah Margriet dan menanyakan tentang bocah itu. Namun, lagi-lagi Margriet memberikan jawaban yang sama dengan sebelumnya.

"Saya datang ke rumahnya pada 18 Mei 2015 dan bertemu ibu Margriet menanyakan perkembangan Angeline. Tapi dia menjawab semua yang dia lakukan untuk anaknya (Angeline) agar bisa mandiri kalau ditinggalkan. Karena menurut ibu Angeline dia sudah tua. Jadi dia ingin mengajarkan cara hidup mandiri," ungkap Sri.

Kematian Angeline telah membuat banyak orang menangis. Apalagi setelah diketahui bocah yang diserahkan orangtua kandungnya sejak usia 3 hari ke ibu angkat itu, tewas dengan banyak bekas luka di tubuh kurusnya. (Sun/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya