Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik dari Indobarometer M Qodari menyatakan, sejak awal sangat percaya bahwa Jokowi bukanlah 'Presiden boneka' seperti dituduhkan berbagai pihak. Hanya saja Jokowi tidak bisa langsung mengambil keputusan cepat karena tidak memiliki parpol sendiri.
Misalnya, ujar Qodari, keluarnya Perpres Penetapan dan Penyimpangan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. Presiden Jokowi menganggapnya hal itu sangat penting demi pengendalian stok pangan dan harga.
"Beliau sadar, dengan itu dia tentu akan berhadapan dengan mafia. Tapi tetap dilakukan. Keputusan itu sangat luar biasa," kata Qodari di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 17 Juni 2015.
Dia melanjutkan, pada prinsipnya Jokowi selalu berusaha menunjukkan kemandiriannya dalam melaksanakan tugas sebagai seorang presiden. Hal itu terbukti dengan keputusannya menunjuk KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI.
Walau mendapat tekanan sangat kuat agar calonnya adalah dari TNI AU, Jokowi bergeming. Dia tetap memilih Nurmantyo sebagai calon tunggal. Begitupun dengan pencalonan Sutiyoso sebagai Kepala BIN di tengah berbagai nama calon kuat lainnya.
Kalaupun ada hambatan, menurut Qodari, itu adalah akibat kondisi riil Jokowi yang bukan seorang ketua umum partai politik. Tentu Jokowi butuh waktu banyak untuk memastikan komunikasi kebijakannya dengan publik dan parpol pendukungnya berjalan lancar.
"Dalam konteks itu, bisa kita katakan Jokowi selalu berusaha mandiri, walau tidak bisa sepenuhnya. Namun itu masih wajar karena dia memilih tidak lari dari akarnya sebagai kader PDIP," jelas Qodari.
"Jadi itu sebabnya Pak Jokowi akan selalu mencari dukungan dari publik dan kelompok lain-lain. Tapi dia selalu berusaha dan berhasil melewati demi menjalankan presidensil yang konstitusional," tambah dia.
Pakar komunikasi politik dari Polcom Institute Heri Budianto mengatakan, Jokowi sangat pintar dalam menjaga kemandiriannya sebagai presiden. Dengan selalu berusaha menyeimbangkan keinginan publik luas dengan aspirasi para parpol serta relawan pendukung.
"Publik itu hanya ingin pemerintahan baik, bisa menempatkan orang kapabel. Dalam artian, publik ingin presiden membuat kebijakan yang meringankan beban masyarakat. Itu yang harus dijalankan," tandas Heri. (Ali/Mvi)
Keputusan Presiden Jokowi Melawan Mafia Dinilai Luar Biasa
Pada prinsipnya, Jokowi selalu berusaha menunjukkan kemandiriannya dalam melaksanakan tugas sebagai seorang presiden.
diperbarui 18 Jun 2015, 07:00 WIBDiterbitkan 18 Jun 2015, 07:00 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dilimpahkan Tahap II, Tersangka Hendry Lie Segera Disidang Terkait Kasus Korupsi Timah
Temuan Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Saat Tinjau Ruas Jalan Nasional Kukar - Kubar
Jual Beli Barang Antik tapi Makelar Jaminkan Uang Palsu, Endingnya Begini
Mendagri dan Menteri PKP Tinjau Pelayanan Izin Bangun di Kota Tangerang
Bisakah Mengubah Perilaku Buruk Pasangan, Bagaimana Caranya Buya?
Eksklusif Fanny Ghassani: Cinta Pertamaku Akting, Meski Orang Tahunya Aku Co-Host Deddy Corbuzier
Sri Mulyani Bentuk Direktorat Baru untuk Awasi Akuntan Cs
Memahami Maintenance adalah Kunci Keberhasilan Operasional Industri
Apa Itu Manipulasi: Memahami Definisi, Jenis, dan Cara Mengatasinya
Geledah 2 Rumah Eks Ketua PN Surabaya, Kejagung Sita Rp21 Miliar Terkait Kasus Ronald Tannur
Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Pimpin Panen Melon Perdana di SMAN 3 Tenggarong
Top 3 Berita Hari Ini: Diduga Kena Pungli, Wisatawan Kapok Liburan Lagi ke Curug Ciparay Bogor